Mohon tunggu...
Travel Story

Cerita Dibalik Insiden Mina dan PT. Nur Abika

14 Oktober 2015   20:04 Diperbarui: 14 Oktober 2015   20:17 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Berhaji"][/caption]

"Labbaika Allahumma labbaika.

Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.
laa syarika laka"

Dengan memuji dan mengagumkan asma Allah Azza Wajala. Kami Mappeasse Gule 76 tahun bersama istri Halijah Koncing 73 dari desa Bulu-bulu, Kecamatan Tonra, Kabupaten Bone. Sebagai jamaah perjalanan Haji plus di bawah asuhan PT. Hajarul Aswad – Noor Abika Tours Biro Wisata Syariah tahun 2015 ini telah tiba kembali di tengah-tengah keluarga di Tonra pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2015 atau 19 Zulhijja 1436 H setelah bertolak dari Bone hari Rabu tanggal 3 September 2015 atau tanggal 19 Zulqaidah 1436 H (dalam waktu 30 hari).

Kami dengar dan membaca dari media bahwa jamaah tahun 2015 di klaim sebagai peristiwa terburuk setelah peristiwa tanggal 20 November 1979 (penyerangan dalam Masjidil  Haram oleh yang menamakan dirinya IMAM MAHDI oleh oknum Muhammad Bin Abdullah).

Dari adanya situasi yag dikenal secara umum seperti ini. Kami terketuk untuk angkat tanggapan dengan menuju kebesaran Allah. Dengan adanya nikmat beribadah memberi inspirasi kepada semua pembimbing, gaid, muthawwif, rohaniawan. Sangat profesional dalam tugas dan tanggung jawabnya.

  1. Contoh dalam penempatan jamaah ditiap kamar (hotel) sangat diperhitungkan perimbangan fisik yang kuat dan lemah dan berilmu dan yang lugu supaya dapat saling membantu. Tiap orang pembimbing Ust. Zainal Abidin, H.Karim dan ibu Nurhayati (dari Bone) dalam menghdapi kemelut yang luar biasa mereka tampil pasang badan di depan.
  2. Dalam kesangsian sah tidaknya amalan syariat tampil seorang Ust. Fatahuddin dari Makassar berfatwa dan memberikan alternatif Syar’i bagi yang kesulitan.
  3. Dalam tiap perjalanan rombongan yang beresiko untuk adanya teman tersesat, seorang anak muda sebagai gaid (dari Nur Abika) di Jakarta hampir setiap 10 meter, rombongan diberhentikan dan diabsen, apa tak ada yang salah jalan dan dicek kondisi siapa yang sedang lemah.
  4. Setiap saat di musyawarahkan rute mana yang dianggap mnim resiko itulah yang ditempuh (disepakati).

Demikian perusahaan ini disamping mengamalkan perintah Allah. Bermusyawarahlah dalam setiap urusanmu, dan apabila sesudah hasil musyawarah itu jangan lupa Tawakkal kepada Allah.

  1. Tragedi berdarah: Jumat sore tanggal 5 September 2015 tumbangnya tower bangunan di Masjidil Haram (Mekah), rombongan kami ada di Medinah.
  2. Tragedi terowongan jalur bawah di Mina hari melontar kedua hari Jumat 26 September 2015 (12 Zulhijjah 1436 H) rombongan kami sedang melempar di terowongan atas tanpa ada gangguan kepadatan.

 

“Dengan nama Allah.”

“Segala Puji Bagi Allah.”

"Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun