Mohon tunggu...
Anny Izzatul Mujahidah
Anny Izzatul Mujahidah Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis untuk berbagi dan menggerakkan hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Berhenti Berdayakan Bapak-Bapak

9 Oktober 2022   21:32 Diperbarui: 9 Oktober 2022   21:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Republika 

aduh bapak, susu anakmu habis. aduh bapak, listriknya mati pulsanya habis. aduh bapak, tolong gasnya habis. aduh bapak, engsel pintunya patah. aduh bapak, gentengnya bocor. aduh bapak, kapan pulang kerjanya sih?

aduh bapak, tolong jemput adik  ini ibu masih lembur bekerja. aduh bapak, ini cucian menumpuk adik tak punya baju bersih. aduh bapak, celana yang terkena ompol kemarin masih belum dicuci. aduh bapak, adik mainan beras jadi tersebar dimana-mana. aduk bapak, adik obok-obok sambal!

aduh bapak, bayinya sudah masuk berapa bulan. aduh bapak, bayinya sudah bisa apa. aduh bapak, ini buburnya kurang lembut kasihan lambungnya. aduh bapak, jangan menyuapi sambil mutar-mutar. aduh bapak, istrinya kemana? aduh neng, istri saya baru bekerja.

aduh jeng, kok bisa anaknya nyemplung ke selokan, ga ada yang jagain? aduh tante, ada bapaknya yang jagain. aduh jeng, tapi kamu itu ibunya lho. aduh tante, waktu itu saya baru kerja.

aduh nak, nilaimu kenapa merah semua. aduh ibu, bapak galak sekali saat mengajari saya tak paham. aduh bunda, anandanya mohon diperhatikan ya, semester ini sering bolos. aduh nak, kamu kenapa bolos terus. aduh ibu, jangan dimarahi anakmu, itu karena kamu sibuk kerja terus. aduh bapak, aku kerja juga buat keluarga, kan tanggung jawab kamu mengurusi anak dirumah.

aduh ibu, dia itu anakmu. aduh bapak, dia anakmu juga. aduh bapak, kenapa selalu ibu yang disalahkan? aduh aduh, semua salah ibu. aduh bapak aduh ibu kenapa bertengkar? kakak dan adik sedih bapak dan ibu tidak pernah romantis.

Baca juga: Puisi: Hasta Bicara

aduh aduh, aduh aduh
aduh berhenti, aduh berhenti
aduh bapak bisakah tidak memberdayakan diri dalam urusan menejemen rumah tangga? aduh penulis, saya kena PHK, saya juga maunya kerja. aduh ibu, kalau gitu kenapa tidak dirumah saja mendidik anak, aduh penulis tapi kebutuhan hidup nanti gimana?

aduh aduh, bisa tidak lapangan pekerjaan dipermudah dan diperluas bagi bapak-bapak? aduh tidak, cost membayar gaji wanita lebih murah. aduh aduh, dengan begini bagaimana generasi nanti? aduh mohon maaf, kami company tidak peduli.

aduh aduh, biarkan bapak berdaya mencari nafkah. aduh aduh, biarkan ibu menjalani fitrahnya sebagai manajer rumah tangga. aduh aduh, biarkan anak-anak mendapat pendidikan utama dan pertama dari ibunya jangan paksa ia bekerja. aduh aduh, kami company tidak peduli yang penting produksi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun