Mohon tunggu...
Annisa Wahyuni
Annisa Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Annisa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Lokal Melayu Daerah Kepulauan Riau

18 Juni 2022   11:00 Diperbarui: 18 Juni 2022   11:15 5761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kearifan Lokal Budaya Melayu Daerah Kepulauan Riau

Oleh : Annisa Wahyuni

PENDAHULUAN

Kebudayaan Melayu Riau merupakan hasil cipta karya dari orang Melayu di Riau. Melayu merupakan sebuah nama dari sub ras yang datang dari daratan Cina Selatan yang tersebar luas dari pulau Pas di timur (Pasifik) ke barat sampai dengan Madagaskar dan juga di Selandia Baru daerah bagian selatan. Sub ras ini dapat dikenal juga dengan sebutan Proto melayu (Puak Melayu Tua) yang mendiami daerah pedalaman terpencil di Riau dengan menganut adat dan tradisinya, kemudian Deutro Melayu (Puak Melayu muda) yang lebih terbuka dibanding Puak Melayu Tua, yang menduduki kawasan pesisir pantai yang ramai dikunjungi orang-orang, karena menjadi jalur lalu lintas perdagangan dalam membuka peluang kepada penyerapan nilai-nilai budaya luar.

Adat Istiadat dan budaya Melayu Riau merupakan seperangkat nilai atau kaidah dan kebiasaan yang dapat tumbuh serta berkembang sejak dulu bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang telah dikenal. Adat istiadat serta budaya Melayu Riau yang tumbuh serta berkembang dari dulu hingga sekarang  dapat memberikan sesuatu yang cukup besar dan baik terhadap perkembangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

MEMPERKENALKAN KEINDAHAN BUDAYA KEPULAUAN RIAU


Kepulauan Riau (disingkat Kepri) merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi Kepri ini sangat dekat dengan berbagai Negara-negara tetangga dan provinsi yang ada di Indonesia. Beberapa Negara dan provinsinya yaitu, Negara Vietnam dan Kamboja di bagian utara; Negara Malaysia dan provinsi Kalimantan Barat di bagian timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di bagian selatan; Negara Singapura, serta Malaysia dan provinsi Riau di sebelah barat. Provinsi ini tergolong ke dalam provinsi kepulauan di Indonesia.

Banyak sekali budaya-budaya yang berada di Kepulauan Riau. Salah satunya, Musik Melayu yang ada di Kepulauan Riau, dan musik yang berkembang di masyarakat Kepulauan Riau meliputi Musik Melayu dalam bentuk  Senandung, Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat, Musik Inang, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik Bangsawan, Musik Gamelan yang dulunya berkembang di daerah istana Daik Lingga dengan nama Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah,  dan lainnya. Selain musik masih banyak lagi budaya-budaya yang ada di Kepulauan Riau.

PULAU PENYENGAT MERUPAKAN SALAH SATU ASET TURUN TEMURUN

Pulau Penyengat salah satu anugerah terbesar yang dimiliki oleh Kepulauan Riau dan Riau terutama Tanjungpinang. Pulau Penyengat merupakan sebuah peninggalan prasasti  kebesaran Melayu zaman dulu. Kerajaan Melayu Riau yang telah membuat perjalanan bangsa ini menjadi lebih baik. Akan tetapi setelah dipegang oleh Negara Belanda pada tahun 1913, kerajaan tersebut seakan-akan hilang tiba-tiba ditelan zaman.

Kata "seakan-akan" digunakan secara tidak langsung mengatakan kerajaan tersebut masih ada. Meskipun secara fisik tidak lagi terkenal, akan tetapi, pulau penyengat tetap ada di dalam hati orang Melayu. Bukti nyata itu masih dirasakan bias dengan melihat kecintaan masyarakat Melayu pada tradisinya.

Namun, banyak sekali masyarakat yang  melupakan salah satu kearifan yang mencakup seluruh kearifan yang di miliki yaitu Istana sebagai pemangku adat dan budaya.

Tidak dapat dipungkiri segala bentuk budaya Melayu yang di pegang teguh saat ini merupakan warisan dari Kerajaan Melayu masa lalu. Berbagai macam adat-istiadat yang tertuju ke beberapa sendi kehidupan orang-orang Melayu pada saat ini adalah salah satu produk nenek moyang yang sangat indah sehingga dapat  menerjemahkan segala aspek kehidupan.

Kepulauan Riau memiliki banyak sekali peninggalan budaya yang tiada ternilai, baik itu yang bergerak atau yang tidak bergerak. Hak-hak anak dan cucu para petinggi negeri. Kejayaan Melayu pada masa dulu perlu dikembangkan lagi ke dalam pengembangan budaya Melayu ke depannya. Banyak sekali manfaat yang  kita dapait jika kita mengembalikan peran istana Melayu di Kepulauan Riau.

ADAT ISTIADAT KHAS PERKAWINAN YANG BERADA DI KEPULAUAN RIAU

Pernikahan Adat Melayu yang ada di Kepulauan Riau memiliki tradisi pernikahan tersendiri. Terdapat beberapa susunan acara dalam pernikahan adat melayu yang dimulai dari tahap pertahap. Tata cara ini tetap akan ada disetiap pernikahan adat melayu karena caranya yang khas dan saklar, walaupun sudah banyak tata cara pernikahan yang modern, tetapi masih ada yang melakukannya yang masih dianggap  menjadi suatu kewajiban dalam turun temurun adat keluarga terutama keluarga Kerajaan maupun keluarga asli melayu yang sangat menjunjung tinggi nilai adat istiadat melayu yang menjadikan kearifan budaya lokal.

Adapun tata caranya adalah :

Meminang :Orang tua calon mempelai pria datang membawa rombongan ke rumah calon mempelai wanita. Keluarga mempelai pria datang dengan membawa alat-alat untuk meminang yang isinya tapak sirih beserta isi-isinya, kue, dan buah-buahan.


Mengantar Tanda : mempelai pria mengantarkan tanda ke rumah mempelai wanita. Tanda yang diantarkan ke mempelai wanita yaitu keputusan dari kedua keluarga dan diantarkan selepas Isya. Isi dari tanda tersebut yaitu, tepak siri, bunga rampai, cincin belah rotan yang terbuat dari emas, kris, serta perlengkapan pribadi calon mempelai wanita.

Mengantar Belanja : pihak calon mempelai pria mengantarkan belanja untuk keperluan pernikahan. Biaya yang di berikan pihak calon mempelai pria ini sepenuhnya akan menjadi milik pihak wanita dan pihak pria tidak boleh membicarakannya atau membahasnya lagi di lain hari.

Menjemput : Untuk menjemput, dibutuhkan beberapa pasang suami istri untuk membawa tepak sirih. Perwakilan dari beberapa pasang suami istri ini dipilih dari beberapa pengalaman mereka karena harus memiliki nilai moral dan etika yang tinggi dalam kehidupan sosial.


Menggantung  :persiapan dalam menghias dan membersihkan rumah untuk keperluan acara pernikahan. Ada semacam tabir yang digantung dan membuat langit-langit dari kain, mengganti tempat tidur baru, memasang pelaminan dan perlengkapan lainnya yang dirasa perlu. Sebelum memulai kegiatan ini, biasanya masyarakat melayu memanjatkan doa selamat kepada para pekerja dengan menggunakan tepung mawar atau kenduri.


Berendam  : menggunting rambut, mencukur dan merapikan rambut dahi, pelipis, alis, tengkuk, bagian tangan, dan kaki. Orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini disebut Mak Andam yang dibantu beberapa perias lainnya.


Berinai    : Malam berinai merupakan malam bahagia dan juga sedih bagi mempelai wanita karena berinai dilaksan pada malam hari sebelum hari pernikahan. Malam ini seperti malam perpisahan bagi calon wanita yang besoknya telah dipinang. Inai ini akan digambar di kaki dan kedua telapak tangan yang dilakukan oleh Mak Andam.


Khatam Quran   : Pernikahan Melayu memang sarat akan nilai-nilai Islam. Tamu dari pihak wanita dan pria berada di tempat yang terpisah dan akan sama-sama membaca Quran yang dipimpin oleh guru mengaji calon wanita.

Akad Nikah 

Tepuk Tepung Tawar

Bersanding

Makan Nasi Hadap-Hadapan

Menyembah Mertua

KESIMPULAN

Jadi, kearifan budaya lokal dari suatu budaya yang ada di Kepulauan Riau memiliki banyak sekali budaya khas turun temurunnya yang masih ada sampai saat ini, masih menjunjung tinggi nilai kebudayaan yang ditinggalkan dari nenek moyang ,kerajaan, pemangku adat maupun dari silsilah keluarga. Ciri khas dari adat istiadat di Kepulauan Riau ini sangat membuat budaya Indonesia semakin beragam dengan tata cara khusunya perkawinan yang masih sangat melekat pada masyarakat melayu Kepulauan Riau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun