Mohon tunggu...
An Nisa Uswatun K
An Nisa Uswatun K Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya sekedar tulisan saja

Perbankan Syariah'19 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nuansa Beragama Jadikan Toleransi Antar Umat Bangsa

25 Maret 2020   19:51 Diperbarui: 25 Maret 2020   20:22 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam konteks pendekatan diri kepada Tuhan dapat digunakan dengan nuansa beragama. agama adalah bentuk muhasabah seorang hamba dalam pendekatan diri kepada Tuhan yang diyakininya. Seseorang boleh melakukan ritual keagamaan menurut keyakinan dan kepercayaannya, sehingga agama merupakan bentuk interaksi seorang hamba kepada Tuhannya.

Di dunia ini terdapat berbagai macam agama diantaranya Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Kong Hucu. Yang mana dari keseluruhan agama tersebut mempunyai ciri khas masing-masing dalam beribadah. Namun, mempunyai satu tujuan yakni menyembah Tuhan.

Pluralisme keberagamaan haruslah menjadi suatu tindakan dalam kehidupan beragama. Karena dalam konteks sosial kita dianjurkan bahkan diperintah untuk saling bersikap toleransi terhadap umat beragama.

Di negara Indonesia agama menjadi dasar demokrasi ideologi, yang tertuang dalam pancasila poin pertama, yang berarti seluruh masyarakat Indonesia mutlak dan wajib berideologi keagamaan sesuai keyakinan dan pendirian masing-masing umat beragama.

Setelah sekian tahun berjalan, akhirnya acuan seruan wajib beragama diterapkan di Indonesia sejak zaman Gusdur, bahkan Gusdur pernah berkata dalam fatwanya yakni, "Silahkan kalian menganut sembah agama-agama dan keyakinan kalian semua dengan tetap berprgang teguh pada prinsip Toleransi Agama berideologi Pancasila".

Dalam kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa toleransi antar agama di Indonesia harus kita pupuk sejak dini dan kita praktik terapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam melakukan ibadah. Dalam segi sosial dan kemanusiaan, agama dipilih sebagai metode acuan utama dalam berakhlak sopan, santun, dan berakhlak mulia.

Pupukan sejak dini tersebut dapat menggambarkan jiwa patriotisme dalam memperjuangkan harkat dan martabat negara kita ke kancah dunia dengan berwawasan tindak posithive thinking terhadap negara-negara lain yang lebih berpotensi memiliki agama non komersial.

Bertolak di era masa revolusi industri 4.0 yang merupakan semraut rautnya kegiatan perekonomian terbesar dan terbebas di seluruh dunia, pertanyaannya, apakah saat ini konteks beragama masih menjadi sebuah keyakinan bagi masyarakat Indonesia ?

Di sini saya akan memberikan ilustrasi contoh toleransi beragama yang menggambarkan sebuah bangunan peribadatan agama Kong Hucu yang bernama Klenteng. Agama Kong Hucu lahir pada tahun 1825 yang mempunyai ciri kebanggaan berwarna Merah.

Warna merah sendiri mereka artikan sebagai lambang kehidupan yang sangat sakral. Sebenarnya warna merah tersebut merupakan simbol yang dianugerahkan dari Tuhan mereka. Klenteng ini menghadap barat dan bersandar pada tempat yang tinggi terhadap tempat yang rendah.

Dalam toleransi agama sendiri, agama Kong Hucu mengibaratkan kehidupan manusia lewat jari jemari. Antar jari jemari memiliki nama dan fungsi yang berbeda-beda. Namun, akan ada saatnya mereka harus bersatu untuk melakukan sebuah pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun