Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Parade Ogoh-ogoh Jelang Ramadan dan Toleransi Umat Beragama di Lombok

12 Maret 2024   23:02 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:22 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parade ogoh-ogoh di Kota Mataram yang diselenggarakan umat Hindu berlangsung meriah, Minggu, 10/3/2024. (Sumber: TRIBUNLOMBOK.COM/LAELATUNNI'A)

Lombok dikenal dengan banyaknya bangunan masjid yang bertebaran di berbagai tempat. Di setiap desa minimal ada satu bangunan masjid. Di Desa saya ada lima masjid yang dijadikan tempat ibadah shalat Jumat. Belum lagi mushalla atau surau di setiap gubuk atau kampung. Di sepanjang jalan, tempat shalat berupa masjid atau surau dapat ditemukan. Anda tidak perlu bingung untuk menunaikan shalat jika melakukan perjalanan keliling Lombok

Keberadaan masjid yang begitu banyak membuat Lombok dijuluki pulau 1000 masjid. Julukan ini bisa jadi memberikan kesan betapa religius dan fanatiknya masyarakat Sasak terhadap Islam agama yang dianutnya. Fanatik tentu saja diperlukan karena menjadi pondasi dasar seseorang dalam beragama sehingga benar-benar dapat menghayati ajaran agama yang diyakininya.

Namun, dibalik kesan itu Anda akan menemukan betapa tingginya toleransi umat Islam masyarakat Sasak. Fanatik beragama dalam masyarakat Sasak tentu bukanlah fanatik buta yang dapat memicu intoleransi.

Masyarakat Sasak tetap memegang teguh larangan Allah SWT untuk mencela agama lain yang tertuang dalam Al-Qur'an.

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka pasti akan memaki Allah dengan melampaui batas… “(QS.Al an’Am:108)

Ayat di atas menunjukkan hubungan yang erat dengan keyakinan orang lain sekaligus menjelaskan bahwa betapa Islam melarang umatnya untuk mencela seseorang karena perbedaan keyakinan.  Inilah yang menjadi pedoman sehingga terciptanya harmoni kehidupan beragama.

Klaim bahwa betapa kentalnya nuansa toleransi dalam kehidupan beragama masyarakat Sasak dapat dibuktikan dengan keberagaman keyakinan yang berkembang. Di tengah mayoritas Muslim di Lombok, ada minoritas Hindu sebagai umat terbesar kedua yang hidup berdampingan sejak berabad secara damai. Kedua agama itu telah lama hidup berbaur dalam harmoni. 

Memang benar bahwa selalu ada potensi konflik dalam keberagaman. Namun sejauh ini tidak terlalu signifikan mengingat masyarakat dan pemerintah selalu berupaya untuk meredam setiap potensi perpecahan.

Memasuki wilayah Lombok Barat, Kota mataram, atau Lombok Utara, sudah menjadi pemandangan biasa umat Hindu mondar mandir di jalanan dengan pakaian adat yang digunakan ke pura untuk beribadah dan hari-hari besar lainnya. 

Sejumlah pura peninggalan agama Hindu juga masih terawat dengan baik dan tetap berfungsi sebagai pusat persembahyangan. Pura Narmada, Pura Mayura (Meru), Pura Lingsar, Pura Suranadi, dan sejumlah pura lainnya merupakan tempat suci umat Hindu yang telah menjadi bagian dari khazanah keagamaan dan budaya di Lombok. 

Pura Meru, yang terletak di Taman Mayura Cakranegara, merupakan bangunan suci umat Hindu yang diklaim sebagai pura terbesar dan tertua di Lombok. Pura Meru memiliki arsitektur yang cukup unik berupa meru dengan atap bertingkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun