Mohon tunggu...
Annisa Nur Rachmadiah
Annisa Nur Rachmadiah Mohon Tunggu... mahasiswa

Sekedar mengisi waktu luang saya senang membaca komik dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyelamatkan Gen Z dari Jeratan Dunia Maya : Kolaborasi Pelayanan Publik dalam Manajemen Jejaring untuk Kesehatan Mental Digital

11 Oktober 2025   23:49 Diperbarui: 11 Oktober 2025   23:55 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan Mental (Sumber : The Columnist/Foto)

           Agar strategi tersebut berjalan efektif, dibutuhkan alat atau instrumen yang mampu menghubungkan semua pihak dalam jejaring. Alat yang paling efektif adalah platform digital kolaboratif yang berfungsi sebagai pusat komunikasi antarinstansi dan komunitas. Platform ini bisa digunakan untuk mengelola data kesehatan mental, memantau pelaksanaan program, dan menjadi sarana aduan serta konsultasi daring. Selain itu, akun media sosial resmi pemerintah bisa dijadikan saluran komunikasi yang lebih empatik, bukan sekadar menyebarkan informasi. Dengan pendekatan ini, kebijakan tidak hanya ada di ruang birokrasi, tetapi juga langsung menyentuh ruang digital tempat masyarakat muda beraktivitas setiap hari.

           Selain teknologi digital, alat yang tidak kalah penting adalah mekanisme koordinasi lintas sektor. Forum bersama, pertemuan rutin, atau tim kerja kolaboratif antar instansi bisa menjadi jembatan komunikasi yang menjaga kesinambungan program. Koordinasi semacam ini menjadi elemen vital agar jejaring tidak hanya tercatat di kertas, tetapi benar-benar hidup dan berjalan dalam praktik.

            Dari seluruh rangkaian tersebut, bisa dipahami bahwa kunci keberhasilan tidak terletak pada besar kecilnya program, melainkan pada kuatnya koneksi antaraktor. Ketika pemerintah mampu membangun ruang kerja yang terbuka, masyarakat bersedia terlibat aktif, dan media digital digunakan secara bijak, maka kesehatan mental tidak lagi menjadi isu yang diabaikan. Dunia maya bisa berubah menjadi ruang pemulihan, bukan tempat penekanan. Jejaring kolaboratif yang berlandaskan prinsip good governance membuka jalan bagi terciptanya tata kelola publik yang lebih adaptif, inklusif, dan berorientasi pada kesejahteraan manusia.

            Akhirnya, penanganan kesehatan mental digital bukan hanya tentang menyediakan layanan, tetapi juga tentang membangun sistem sosial yang saling terhubung, bisa beradaptasi, dan penuh perhatian. Sistem semacam ini membentuk kesadaran bahwa menjaga kesehatan mental adalah tanggung jawab bersama. Dengan jaringan yang kuat, manajemen yang baik, serta strategi kolaborasi yang inklusif, dunia maya bisa menjadi tempat yang tidak lagi membuat orang terpuruk, tetapi justru membantu sembuh. Ini adalah ruang di mana Generasi Z bisa berkembang, terhubung, dan menemukan kembali keseimbangan hidupnya di tengah era digital.

             Menyelamatkan Generasi Z dari dampak negatif dunia maya bukan hanya tanggung jawab psikolog atau keluarga, tetapi merupakan tugas bersama dari semua pihak dalam jaringan pelayanan publik. Kesehatan mental di dunia maya harus dianggap sebagai bagian penting dari pembangunan manusia di tengah perkembangan teknologi.

             Dengan menerapkan manajemen jejaring yang didasarkan pada pemerintah, akademisi, profesional, media, dan komunitas yang bekerja sama secara terpadu, dunia maya bisa diubah dari ruang yang menekan menjadi ruang yang bisa memulihkan. Pendekatan ini membutuhkan komitmen yang berkelanjutan, sistem informasi yang terbuka, serta komunikasi publik yang penuh empati dan didasarkan pada data.

              Jika kerja sama ini berjalan baik, akun media sosial tidak lagi menjadi sumber kecemasan, tetapi bisa menjadi tempat layanan publik digital di mana Gen Z bisa belajar, berbagi, dan pulih. Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak hanya menyelamatkan satu generasi dari tekanan dunia maya, tetapi juga membangun fondasi sistem pemerintahan yang manusiawi, fleksibel, dan berkelanjutan di era digital.

            Kolaborasi yang dilakukan pemerintah dan lembaga terkait harus dapat meningkatkan pemahaman digital dan kesehatan mental di kalangan generasi muda dengan mengintegrasikan edukasi di lingkungan akademik serta mengadakan kampanye di platform media sosial dengan tepat sasaran. Agar dunia maya dapat menjadi ruang pemulihan dan penguatan kesehatan mental bagi generasi Z dan bukan lagi menjadi sumber tekanan dan kecemasan.

Referensi

Wicaksono, A., & Habibi, M. I. (2025). Anxiety Disorder Pada Kesehatan Mental Anak: Studi Kasus Pada Akun Media Sosial Instagram. Educationist: Journal of Educational and Cultural Studies, 3(3), 251-257.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun