Bayangkan malam yang jernih, ketika mata menatap ke langit luas penuh bintang dan galaksi. Cahaya bertebaran, berkilauan seakan memenuhi segalanya. Namun, di antara hamparan itu ada ruang raksasa yang justru gelap dan kosong terdapat wilayah semesta yang disebut Void Kosmik.
Pertanyaannya: "Apa arti hampa dalam semesta? Apakah hampa selalu berarti ketiadaan yang tak berguna, atau justru menyimpan peran penting yang tak tergantikan?"
Mengenal Void Kosmik
Void Kosmik adalah wilayah raksasa di alam semesta yang hampir kosong, disana hanya berisi sedikit galaksi atau bahkan tidak ada sama sekali. Jika filamen galaksi ibarat benang cahaya yang membentuk jaring kosmik, maka void adalah rongga gelap di antaranya.
Istilah "Cosmic Void" pertama kali dipakai pada akhir 1970-an, ketika astronom mulai memetakan distribusi galaksi dalam skala besar. Penemuan penting datang pada tahun 1978 dari survei redshift yang dilakukan oleh Gregory dan Thompson, yang mengungkap adanya celah besar tanpa galaksi di arah Coma Cluster. Penemuan ini jadi tanda awal bahwa alam semesta tidak terisi merata, melainkan membentuk pola jaring dengan ruang kosong di antaranya.
Beberapa tahun kemudian, pada 1981, penelitian oleh Kirshner dkk. menemukan salah satu void terbesar di dekat kita, yang kemudian dinamakan Botes Void. Ukurannya menakjubkan: sekitar 330 juta tahun cahaya lebarnya, menjadikannya salah satu struktur kosong terbesar yang pernah ditemukan.
Nama "void" sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti "kekosongan" atau "kehampaan". Dalam konteks kosmologi, istilah ini dipakai untuk menekankan bahwa daerah tersebut sangat jarang mengandung materi. Disebut cosmic void karena ukurannya kosmik, maka mencakup skala ratusan juta tahun cahaya.
Sejak itu, dengan bantuan survei modern seperti Sloan Digital Sky Survey (SDSS). Para astronom menemukan bahwa void bukan fenomena langka, melainkan bagian utama dari struktur besar alam semesta.
PROSES TERBENTUKNYA VOID KOSMIK
1. Awal Mula: Big Bang
- Setelah Big Bang (Kurang lebih 13,8 miliar tahun lalu), alam semesta masih sangat panas dan padat.
- Materi (bintang, gas, partikel) belum tersusun rapi. Semua isinya tersebar tidak merata, ada daerah yang lebih padat dan ada daerah yang lebih jarang.
2. Gravitasi Bekerja
- Materi di daerah lebih padat mulai saling tarik-menarik karena gravitasi. Hal ini mengakibatkan pembentukan galaksi dan filamen galaksi.
- Daerah yang kurang materi semakin "kosong" karena materi di sekitarnya tertarik ke daerah padat. Itulah awal terbentuknya void.