Di Indonesia sendiri, sebuah penelitian kualitatif di sebuah pesantren modern di Bandung memperlihatkan betapa besar dampak tilawah terhadap keseharian para santri. Mereka yang rutin membaca Al-Qur'an dengan adab, kekhusyukan, dan mengikuti etika bacaan, merasakan peningkatan ketenangan pikiran serta kestabilan emosi. Santri-santri tersebut menggambarkan perasaan damai dan hati yang lebih tenteram setelah terbiasa berinteraksi dengan Al-Qur'an dalam keseharian mereka.
Keseluruhan hasil penelitian ini menegaskan satu hal:
Membaca dan mendengarkan Al-Qur'an bukan hanya amalan ibadah, tetapi juga terapi jiwa yang teruji secara ilmiah.
Kisah Ulama: Al-Qur'an sebagai Penenang Jiwa
Para ulama sejak dahulu sudah mencontohkan bagaimana Al-Qur'an menjadi sumber ketenangan hati. Salah satunya adalah kisah Imam Ahmad bin Hanbal. Diceritakan bahwa beliau pernah dipenjara dan mengalami berbagai tekanan dari penguasa. Namun, di tengah kondisi sulit itu, Imam Ahmad tetap rutin membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur'an. Beliau berkata bahwa kekuatan dan ketenangan yang membuatnya tabah menjalani ujian adalah karena bacaan Al-Qur'an yang senantiasa menenangkan hatinya.
Kisah lain datang dari Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam bidang tasawuf. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, beliau menekankan bahwa tilawah Al-Qur'an bukan sekadar membaca teks, melainkan sebuah perjalanan hati. Menurutnya, orang yang membaca dengan penuh penghayatan akan merasakan "cahaya Al-Qur'an" masuk ke dalam jiwa, yang menghadirkan rasa damai, sabar, dan yakin kepada Allah.
Dari teladan para ulama ini, terlihat bahwa bacaan Al-Qur'an bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga penopang kekuatan mental. Bahkan dalam keadaan paling sulit sekalipun, mereka menemukan ketenangan dan kekuatan jiwa melalui tilawah.
Kesimpulan
Membaca Al-Qur'an bukanlah sekadar ibadah yang bernilai pahala, tetapi juga terapi jiwa yang mampu menenangkan hati, meredakan stres, dan menumbuhkan rasa optimisme. Baik melalui penjelasan para ulama maupun hasil penelitian ilmiah, tilawah terbukti membawa pengaruh positif bagi kesehatan mental dan spiritual.
Di tengah tantangan hidup modern yang penuh tekanan, rutinitas membaca Al-Qur'an sangat relevan untuk menjaga keseimbangan jiwa. Al-Qur'an hadir sebagai cahaya penuntun, sekaligus obat yang menguatkan hati dari kegelisahan.
Imam Al-Ghazali berkata:
“Bacaan Al-Qur’an adalah obat hati dan cahaya bagi jiwa yang gelisah.”
Karena itu, marilah kita jadikan tilawah Al-Qur'an sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Bukan hanya saat menghadapi masalah, tetapi sebagai amalan yang senantiasa menumbuhkan ketenangan, kedekatan dengan Allah, dan kedamaian batin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI