Mohon tunggu...
Annisa Dinar
Annisa Dinar Mohon Tunggu... lainnya -

Cewek , pemimpi , dan gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Saat Langit Tak Lagi Sama

13 November 2012   11:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:28 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Asti cuma pengen melihatmu bahagia" , lanjut Pras .

Kinan memejamkan matanya , merangkai semuanya . Mengapa selama ini Asti sulit sekali ditanyai kabar keluarga Pras . Mengapa Asti terkesan sering mengalihkan pembicaraan bila menyangkut tentang Pras . Kinan juga baru sadar , bahwa tak pernah Asti menyebut nama Pras bila dia tak menyebutnya . Semuanya jelas sekarang , hanya satu yang masih belum mendapat jawab . Mengapa Asti melakukan semua ini padanya .

Kinan menatap Pras tajam , lalu mengangkat tangannya dan meletakkannya dipipi pria itu . Pras sempat sedikit menghindar sebelum akhirnya mmilih membiarkan Kinan menyentuhnya . Wanita itu tersenyum padanya . Awalnya senyum itu tampak tulus dimata Pras , tetapi tak lama pra itu mendapati senyum itu kosong dan berubah menjadi senyum yang penuh kebencian .

"Sayang sekali......tak pernah ada yang bilang padamu ya ?" .

"Bahwa dunia begitu sempit!Terima kasih buat penjelasannya , berharaplah kamu gak akan pernah liat aku lagi" , wanita itu lalu berlalu dari hadapan Pras tanpa mnoleh kembali . Sedangkan Pras tertegun dengan semua hal yang dialaminya barusan .

***

Kinan menuju kearah pintu keluar Cito , bergegas menuju ke terminal dan pulang ke Malang . Sesampainya di kos , dia segera mengemasi semua barangnya dan keluar dari sana . Menitipkan kunci kamar kosnya pada Rani , penghuni kamar sebelah . Dia hanya mengatakan harus pindah saat itu juga dan meminta tolong Rani untuk menyampaikannya pada Ibu Kos . Tak dibiarkannya dirinya larut dalam kehancuran kali ini . Ada harga yang harus dibayar untuk semua lara hatinya selama ini , dan itu takkan mudah .

Kinan memasuki taksi yang sudah dipesannya dan menyebutkan sebuah tujuan . Lalu meraih ponselnya .

"Halo , tawaranmu masih berlaku? " , tanya Kinan langsung begitu tersambung . Kinan mendengarkan sejenak jawaban suara diseberang teleponnya .

"Baik....aku mau , tapi dengan satu syarat . Kinanti Dewi harus mati!" , ucap Kinan tegas .

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun