Mohon tunggu...
Annisa
Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonomi Islam

Artikel Ekonomi Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Khulafaur Rasyidin: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib

23 Oktober 2021   19:03 Diperbarui: 23 Oktober 2021   19:03 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Pandangan bahwa sedekah adalah bukan merupakan sumber devisadan pendapatan negara membuat Beliau menggunakan dana zakat untuk pembiayaan perang dan lainnya. Hal ini ditentang oleh kebanyakan sahabat yang menyatakan bahwa sang Khalifah telah menyalahi ketentuan dalam Al-Qur'an mengenai penyaluran zakat (At-Taubah:60). Pada akhirnya kebijakan ini menghambat sirkulasi ekonomi dan membuat terjadinya kesenjangan antara si kaya dan si miskin.

3. Kebijakan memberikan tambahan gaji kepada pejabat negara yang beberapa diantaranya memiliki hubungan kekerabatan.

4. Kebijakan mengenai kepemilikan tanah dimana Beliau menginginkan penduduk Arab untuk menjual harta fai' mereka di daerah dan menggantinya dengan kavling tanah yang pada akhirnya memunculkan tuan-tuan tanah yang pada akhirnya menimbulkan kesenjangan antara tuan tanah yang memiliki tanah luas dan penduduk miskin yang tidak memiliki tanah.

       Julukan paling terkenal yang disematkan kepada Utsman bin Affan R.a. adalah dzun nurain hanya Utsman bin Affan R.a. yang mendapat laqab (gelar) ini. Bahkan, diantara seluruh manusia sejak nabi Adam As. Hingga hari kiamat nanti, hanya Utsman bin Affan R.a. yang memiliki gelar tersebut.Utsman bin Affan masuk Islam saat berusia 34 tahun. Tanpa keraguan sedikitpun, ia menerima ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Namun, karena keislamannya itu, Usman mendapat penentang yang keras dari kaumnya, Bani abdusy syams, khususnya dari pamannya, Hakam bin ash bin umaiyah.Pandangan Usman ini adalah wujud penyerahan dirinya dari kehidupan yang dikelilingi dengan berbagai kenikmatan menuju kehidupan yang penuh kesulitan, kelelahan, dan pengorbanan jika dilihat dari pandangan semua manusia. Sesungguhnya keislaman Utsman datang seiring sifat toleran dan malunya. Setiap pikiran dan gerak langkahnya, senantiasa diiringi sifat malu dia akan sangat malu kepada diri sendiri jika sampai melenceng dari keyakinannya, atau bahkan mengingkarinya.Bagi Usman, ibadah adalah sahabatnya, Alquran adalah kekasih hati dan temannya sepanjang hayat. Sudah tiba waktunya untuk menyaksikan ibadah dan kedekatannya kepada Allah SWT. Yang bisa menambah pengetahuan tentang keagungan jiwa dan keyakinan yang luhur.Beliau adalah manusia satu-satunya yang menikahi dua Putri nabi Muhammad, yaitu ruqayyah dan Ummu kultsum. Dan setelah Ummu kultsum wafat nabi bersabda "kalau seandainya aku masih punya anak perempuan yang lain niscaya akan aku nikahkan kamu dengannya". Karena pernikahan dengan dua putri nabi Utsman dijuluki "dzun nurain" ( pemilik dua cahaya ).

       Beliau juga adalah salah satu dari empat Khulafaur Rasyidin, yang wajib dipatuhi dan diteladani. Menurut pendapat di kalangan ulama bahwa Utsman bin Affan menduduki urutan ke-3 sebagai manusia terbaik dan paling utama setelah abu bakar dan Umar bin Khattab. Perjuangan dakwah Utsman bin Affan dalam bidang ekonomi Mempertahankan system (dari khalifah sebelumnya) pemberian bantuan dan santunan. Meskipun meyakini prinsip persamaan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, ia memberi bantuan yang berbeda pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam hal pengelolaan zakat, Khalifah Utsman ibn Affan mendelegasikan kewenangan menaksir harta yang dizakati kepada para pemiliknya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mengamankan zakat dari berbagai gangguan dan masalah dalam pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas oleh beberapa oknum pengumpul zakat. Dengan harapan dapat memberikan tambahan pemasukan bagi Baitul Mal, Khalifah Utsman menerapkan kebijakan membagi-bagikan tanah negara kepada individu-individu untuk tujuan reklamasi. Sekalipun tidak ada kebijakan kontrol harga, tetapi beliau berusaha untuk tetap memperoleh informasi yang akurat tentang kondisi harga di pasaran, bahkan terhadap harga dari suatu barang yang sulit dijangkau sekalipun, Khalifah Utsman bin Affan selalu mendiskusikan tingkat harga yang sedang berlaku di pasaran dengan seluruh kaum muslimin di setiap selesai melaksanakan shalat berjamaah.

B. Pemikiran ekonomi Islam masa Ali bin Abi Thalib

       Masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thlib yang hanya berlangsung selama enam tahun kerap diwarnai dengan ketidakstabilan politik.190 Tragedi pembunuhan Utsman bin Affan RA menimbulkan fitnah yang sangat dahsyat di tengah-tengah kaum muslimin. Banyak pihak yang menuntut agar khalifah yang baru untuk segera menyelesaikan kasus ini sesuai dengan hukum Allah Swt.Beberapa sejarawan anggap peperangan kedua peperangan itu didasarkan pada persaingan politik (El-Ashker and Wilson, Islamic Economics A Short History), padahal yang sesungguhnya terjadi adalah adanya perbedaan pendapat di antara mereka terkait dengan penyelesaian kasus pembunuhan tersebut. Ali RA terkesan menunda-nunda proses hukum kasus pembunuhan itu, padahal Ali RA bermaksud mengumpulkan alat bukti terlebih dahulu agar fitnah tidak semakin meluas. Dalam hal ini, Ali RA juga perlu memastikan statusnya sebagai khalifah baru, tidak hanya de jure, tetapi juga de facto agar proses hukum dapat berlangsung  dengan lancar di bawah seorang pemimpin yang ditaati.Perselisihan pendapat atas penyelesaian kasus pembunuhan Utsman bin Affan RA ini menyebabkan dua tragedi besar di masa pemerintahan Ali RA, yaitu tragedi Jamal dan tragedi Shiffin. Tragedi Jamal (Waq'atul Jamal)  adalah pertempuran antara Ali RA dengan Aisyah RA yang terjadi pada tahun 36 Hijriah, sedangkan Tragedi Shiffin (Waq'atu Shiffin) adalah pertempuran yang terjadi antara Ali RA dengan Muawiyyah menjelang tahun 40 hijriah.Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa internal pemerintahan Ali RA dipenuhi oleh fitnah dari awal sampai akhir masa pemerintahannya. Desas-desus yang terus meluas menyebabkan suasana menjadi tidak kondusif, sehingga fokus program pemerintahan lebih diarahkan pada sektor keamanan dan politik. Hal ini juga mungkin disebabkan oleh latar belakang Ali RA yang merupakan seorang prajurit sejati (askariy). Itu sebabnya di masa pemerintahan Ali RA tidak ditemukan banyak kebijakan ekonomi baru.  Ali bin Abi Thalib RA adalah khalifah terakhir dari Khulafa al- Rasyidin, sebagai pengganti Ustman bin Affan ra. Beberapa sifat istimewa Ali ra dalam pengabdian membela dan mempertahankan agama Islam antara lain sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadist, "Abu Hurairah berkata bahwa Nabi pernah berbicara kepada para sahabatnya, 'Bila kalian ingin mengatahui pengetahuan Adam, keteguhan Nuh, kebiasaan Ibrahim, do'a Musa, ketakwaan Isa, dan petunjuk Muhammad dalam diri satu orang, lihatlah pada orang yang sedang menuju kearah kalian'. Ketika para sahabat mengangkat kepala, mereka melihat Ali RA".

       Khalifah Ali RA, semasa melaksanakan amanah sebagai amirul mukminin sangat keras mengupayakan tegaknya good governance, salah satu tindakan yang segera diambil adalah memberhentikan pejabat korup, diantaranya dengan memenjarakan Gubernur Ray yang dianggapnya melakukan korupsi. Bila Ali ra keras terhadap pejabat korup, ia juga bersikap ramah terhadap kepada orang-orang saleh. Beliau mengakui hak-hak mereka dan mendorong mereka menaati Imam dan berkhidmat kepada umat Islam. Ali RA memberikan gaji yang sangat pantas bagi para gubernur untuk mencukupi kebutuhan mereka. Karena itu tidak ada alasan mereka menerima suap.Tindakan dan pemikiran Khalifah Ali RA. memerangi korupsi tersebut sangat relevan dengan segala upaya pemerintahan modern/masa kini diberbagai belahan dunia saat ini, yang dituntut masyarakatnya untuk dapat melayani dan memberikan hak rakyat dari berbagai lapisan masyarakat secara adil. Bahkan telah menjadi perhatian masyarakat dunia dan sekaligus pendorong investor melakukan aktivitas investasi bagi negara dengan pemerintahan yang tingkat korupsinya sangat rendah.

Secara utuh konsep pemerintahan Ali bin Abi Thalib RA, tercermin pada suratnya kepada Malik Asther bin Harits, dengan poin-poin penting antara lain sebagai berikut:

1. Tugas, kewajiban, serta tanggung jawab para penguasa dalam mengatur berbagai prioritas pelaksanaan keadilan serta pengawasan terhadap pejabat tinggi dan stafnya.

2. Menjelaskan hal-hal terkait dengan jaksa, hakim, dan penegak hukum lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun