Mohon tunggu...
ANNISA NARDA RAFETHEA
ANNISA NARDA RAFETHEA Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang Berusaha

Tertanda saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saat Panca Indra Berbicara

24 November 2020   13:45 Diperbarui: 24 November 2020   14:11 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://uwaandri.wordpress.com/

Hai perkenalkan, namaku Indra nama panjangku, Panca Indra. Aku meiliki nama Panca karena aku terdiri dari lima bagian, mata sebagai indra penglihatan. telinga sebagai indra pendengar, kulit sebagai indra peraba, lidah sebagai indra pengecap, dan hidung sebagi indra pembau. Kemampuan ku sangat keren bukan? Namun aku tidak akan sekeren itu tanpa adanya sahabatku yang selalu membantuku untuk memberi sinyal, ia adalah Reseptor.

Aku sebagai panca indra tidak bisa berdiri sendiri dan memiliki kaki ataupun tangan, disini aku memiliki tuan dia adalah manusia.  Tuanku memang baik, tapi itu kadang-kadang. Saat ini pukul 06.30 ia menatap layar laptopnya, entah apa yang sedang ia lakukan. Bagianku yang satu Ini memang paling banyak digunakan oleh tuanku karena "Dua pertiga dari perhatian otak diambil oleh apa yang dilihat oleh mata dan dua pertiga dari informasi-informasi yang disimpan di otak berasal dari penglihatan seperti gambar, dan bentuk penglihatan". Aku kesal sekali dengan tuanku kenapa dari tadi ia tidak berhenti menatap layar laptopnya, apakah ia tidak takut mengalami miopi, lalu tidak bisa melihat tulisan di proyektor saat ia mendapat bangku paling pojok bagian belakang pula, dan lebih parahnya lagi tidak bisa melihat doi dari jauh. Kurasa itu sangat menyedihkan.

Tuanku terlihat sangat lelah dengan jari -- jari nya menari diatas keyboard, Ia sedang memikirkan sesuatu mungkin apa yang harus ia tuangakn di dalam slide Ms Word nya.

Tuanku : "Hhh kenapa tidak ada ide yang masuk"

Pantas saja seharian ini ia menatap layar laptopnya, ternyata ia sedang mengerjakan tugas biologi, membuat tulisan mengenaiku. Hihihi ternyata tuanku ini sangat romantis sehingga ia membuat tulisan tentangku.

Tuanku : "Jangan ke geer an kamu Indra, kalau bukan karena tugas, aku tentu tidak akan mau membuat tulisan tentangmu."

Laah mengapa tuanku bisa merasakan apa yang aku katakan, ternyata tingkat kepekaannya sangat tinggi.

Kriing...kring..kring...  bagianku yang lain terbangun dari tidurnya, sebenarnya ia dari tadi cukup mendengar suara keyboard dari sang tuan, tapi ia menghiraukan dan memilih untuk tetap tidur. Namun kali ini ia terbangun karena suara cukup keras dari ponsel sang tuan.

Telinga : "Astaghfirullah.. tuanku, kenapa kau tidak men silent  ponsel mu. Suara dering ponselmu itu membangunkanku, jika aku tuli gimana_- "

Percuma saja aku berbicara dengan tuanku, karena memang saatnya aku untuk bekerja. Biar kuberi tahu cara kerjaku. Aku memulainya dengan gelombang bunyi bergerak melalui rongga telinga luar dan menyebabkan membrane timpani bergetar. Getaran tersebut diteruskan menuju tulang tulang pendengaran. Tulang -- tulang pendengaran akan memperbesar getaran yang kemudian disalurkan melalui tingkap oval, sehingga  cairan limfa didalam kokela ikut bergetar. Akibatnya, sel- sel rambut sel korti terangsang. Rangsangan (impuls) mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam sel korti dan selanjutnya dihantarkan menuju pusat pendengaran di otak oleh saraf pendengaran (nervus auditorus).

Tuanku : "Halo.. ada apa?....yaa aku kesana sekarang"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun