Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar

26 Juni 2022   19:14 Diperbarui: 26 Juni 2022   19:36 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdiri di atas tanah seluas 150m2, salah satu masjid tertua di Makassar ini, berada di Katangka, Somba Opu, Gowa.  Menurut sejarah yang tercatat, masjid Al Hilal, Katangka dibangun pada 1603.  Tapi ada juga yang mempercayai bahwa masjid ini dibangun pada abad ke-18.  Pendiri awal dari masjid ini adalah Raja Gowa ke-14 yang bernama Mangngerangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tumenanga Ri Gaukanna atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan Alauddin.

Dinamakan masjid Katangka karena dulu dipercayai bahwa masjid ini dibangun dengan menggunakan kayu Katangka.  Sejenis kayu yang kuat dan kokoh yang berada disekitar lahan dibangunnya masjid.  Lokasinya pun di area yang bernama Katangka.  

Jadi mungkin ini jugalah yang turut bersumbangsih pada penamaan masjidnya.  Meskipun telah direnovasi berulangkali, bangunan inti dari masjid ini tetap terjaga.  Bahkan saat melangkah masuk kedalamnya pun, tiang-tiang kayu dan sebuah mimbar yang bersejarah masih berdiri dengan tegak.

Tanah yang digunakan untuk tempat berdirinya masjid ini adalah tanah wakaf Raja Gowa.  Jadi tidak heran jika kita bisa melihat beberapa makam besar Raja Gowa, seperti Sultan Hasanudin, yang berada di sebuah lahan yang berada di utara masjid.

Arsitektur bangunannya sendiri memiliki beragam makna seperti 5 pintu yang mewakili 5 rukun Islam, 6 jendela yang mengisyaratkan 6 rukun iman, 4 tiang peyangga yang mewakili 4 sahabat nabi dan 2 kubah bersusun yang mewakili 2 kalimat syahadat.  Rangkaian konsep pembangunan rumah ibadah yang well-prepared dan conceptable banget.

Saya sempat menunaikan shalat Ashar disini karena kedatangan saya pas sekali dengan dikumandangkannya adzan.  Untuk jamaah perempuan, harus masuk lewat pintu belakang, dimana tempat untuk berwudhu dan shalat ada disini.  Saat berada di area belakang masjid ini saya bisa melihat pendopo semi terbuka yang sangat luas.  

Anak-anak tampak duduk rapih dan bersiap untuk mengaji.  Keberadaan mereka mengingatkan saya akan masa kecil di kota kelahiran saya, Palembang.  

Terutama saat berkumpul di sebuah surau yang berada di seputaran tempat tinggal dan menunggu guru mengaji.  Sembari menunggu sang guru datang, biasanya kami makan es dungdung, ngemil, bahkan berlari-larian seperti anak-anak lelaki yang saya lihat saat itu.

Masjid yang menempel persis di pinggir jalan ini tetap terlihat bersih meski debu lalu lintas dan suara mesin kendaraan terdengar lalu lalang di telinga.  Tapi saat berada di dalam keheningan masih terasa.  Setidaknya kita masih khusuk beribadah.

Dokpri
Dokpri

MASJID MUHAMMAD CHENG HOO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun