Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Soekasada, Kekayaan Peninggalan Kerajaan Karangasem di Timur Bali

21 Mei 2021   13:58 Diperbarui: 21 Mei 2021   14:50 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Soekasada, Karangasem, Bali | Foto dokumentasi pribadi

Menghamburkan pandangan ke sekeliling tempat saya berdiri, taman yang juga dikenal dengan nama Taman Ujung Water Palace (Taman Ujung) ini dikelilingi oleh pagar semen berukir.  Pintu gerbang utama, persis di depan tempat kami berdiri, tampak tinggi, gagah, dengan pintu besi berpagar hitam.  Menempel pada gerbang ini, ada 1 unit rumah/loket untuk melayani para pengunjung.  Tiket masuknya murah.  Hanya Rp 10.000,-/orang.

Beberapa langkah memasuki taman yang dibangun oleh Raja Karangasem di tahun 1901 ini, saya langsung terpesona dengan keindahannya.  Berbarengan dengan diadakannya Festival Subak Karangasem & International Coconut Festival, Taman Soekasada tampak semakin cantik dengan hadirnya berbagai macam jenis tanaman, baik itu bunga maupun buah-buahan unggulan dari Kecamatan Karangasem.  

Di atas sebuah danau yang luas membentang, tampak 2 bangunan rumah tradisional yang terhubung oleh sebuah jembatan yang juga tak kalah indahnya.  Satu rumah tertutup berjendela kayu berukuran tinggi besar.  Sementara satu lagi seperti gazebo atau pendopo besar tanpa dinding dengan atap genteng yang sudah semakin menua.  

Bangunan dan jembatan inilah yang sering saya lihat di beberapa tautan wisata dan berbagai materi promosi wisata Bali khususnya Karangasem.  Danau yang luas ini terlihat begitu menawan dan menjadi bagian paling bawah dari keseluruhan Taman Soekasada karena dari pinggir danau saya melihat sebuah bukit yang tampak hijau dikelilingi oleh ribuan tanaman.

Menelusuri jembatan yang tampak dibiarkan dengan cat yang mulai terkelupas agar terlihat rustik, saya menikmati waktu-waktu berharga dengan berjalan pelan sembari diterpa kencangnya hembusan angin.  Tiupan angin inilah yang membuat danau di bawah jembatan yang saya pijak ini bergelombang kecil.  

Saya mendadak bergegas menuju sebuah rumah putih di ujung jembatan karena demikian banyaknya pewisata yang sudah ngantri dan ingin mengabadikan diri di jembatan yang baru saja saya lalui.

Sesampainya di dalam rumah kecil yang kaya dengan jejak-jejak keindahan arsitektur Bali yang berpadu dengan Eropa dan China ini, saya terpaku dengan beberapa foto yang dipajang di dinding.  Jepretan hitam putih yang banyak berbicara tentang Raja I Gusti Bagus Jelantik yang bergelar Agung Anglurah Ketut Karangasem, berikut dengan kondisi beliau dan keluarga di saat masih berada di bawah penjajahan Belanda. 

Tangkapan kamera yang bikin saya merinding, membayangkan betapa indahnya pakaian adat yang dikenakan dan bagaimana beliau bertahan, menjaga sebuah kerajaan dari sekian banyak raja-raja yang ada di Bali, dari dominasi Belanda.  

Beberapa ukiran diorama yang tersebar di beberapa sudut dinding seolah berbicara banyak tentang sejarah itu.  Uniknya lagi, selain bertaburan dengan ukiran pada badan bangunan, kaca-kaca rumah asli dengan sentuhan warna ala peranakan menjadi pertanda bahwa ada keterlibatan arsitektur China di sini.  MasyaAllah.  Sungguh sebuah peninggalan sejarah yang sangat berharga dan wajib kita jaga.

"Mbak, ayok jalan.  Kita harus ke atas nih.  Masih banyak yang cakep-cakep buat dilihat," sapaan Dian membuyarkan keterpanaan saya.  Waah ternyata masih jauh nih acara ngidernya.   

Tapi mendadak saya tertegun.  Alamak.  Ternyata untuk mencapai sisi atas yang sempat saya lihat ketika berada di pinggir danau tadi, ada puluhan anak tangga yang lumayan curam untuk dikalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun