Mohon tunggu...
anne rufaidah
anne rufaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas, Penyuka Jajan dan Jalan-Jalan

Menyukai hal bernuansa Humaniora, Budaya, Seni, dan Bersenang-senang dengan berbagai cara :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Berkah Meracik Energi Berkonsep Ramah Limbah

15 Agustus 2018   10:40 Diperbarui: 15 Agustus 2018   10:59 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dimas Bagus Wijanarko / sumber : kumparan

BANDUNG -- Sampah selalu menjadi masalah di setiap wilayah dan bahkan rumah tangga. Bagaimana tidak, ternyata volume sampah begitu besar dan menghabiskan cost yang tidak sedikit untuk pengolahannya. Padahal (katanya) sampah bisa dikurangi sejak di lingkungan terkecil, yakni rumah tangga.

Misalkan saja di kota Bandung. Sebagai ibu kota Jawa Barat dengan penduduk yang mencapai 2,5 juta jiwa lebih, menurut data PD Kebersihan Kota Bandung tahun 2016, produksi sampah kota Bandung bisa melebihi 1600 ton per hari. Belum lagi jika sampah itu tidak dipiliah menjadi sampah organik dan anorganik, maka cost yang dikeluarkan oleh pengelola sampah seperti PD Kebersihan, akan semakin membengkak.

Bahkan, jika dihitung misalkan setiap orang menghasilkan sampah 0,5 kg per hari dan dikalikan jumlah penduduk, maka hampir setara dengan luas lapangan bola dengan ketinggian sampah mencapai 75 cm. Luar biasa bukan ?

Itu baru permasalahan kota Bandung, belum lagi di kota/kabupaten lainnya, yang kira-kira persis persoalannya, volume sampah yang terus meningkat dan cost pengelolaannya yang meninggi. Lalu dengan kondisi semacam itu, apakah masih berani kita menyalahkan siapa? Tentu saja konyol jika yang bisa kita lakukan hanya saling menyalahkan. Permasalahan sampah dan lingkungan, adalah masalah kita semua, manusia.

Dari sekian banyak manusia yang (masih) belum peduli bahwa sampah adalah potensi kehancuran dan keuntungan dalam meraup pundi-pundi uang, ada sebagian manusia lain yang tak hanya melihat sampah sebagai sesuatu yang kotor dan tak berguna, namun juga sebagai potensi penjaga lingkungan dan menghidupkan ekonomi.

Di Purworejo, ada Hengky Adi Wibowo. Pria ini sudah lebih dari 5 tahun lalu membuka usaha pengolahan limbah plastik di rumahnya. Bahkan, dari hasil pengolahannya, ia tidak hanya bisa meraup untung ratusan juta rupiah dalam waktu sebulan, tapi juga ia mampu memberdayakan lingkungan sekitarnya mulai dari pengepul hingga pemulung. Pria berusia  31 tahun ini mampu mengolah sampah, khususnya sampah plastik hingga 1 ton per hari. Mulai dari jenis plastic PP, PE, PET dan lainnya.

Lain di Purworejo, lain pula di Kota Bandung. Di kota ini ada seorang pemuda yang mengolah sampah plastik menjadi energi minyak. Pria bernama Dimas Bagus Wijanarko yang tidak menimba ilmu perminyakan ini, bahkan bisa menghasilkan minyak setetes demi setetes dari hasil pengolahan limbah plastik. Insipirasinya cukup unik, ia melihat sebuah teknologi di Jepang berupa alat pembakar sampah plastik, yang kemudian disuling menjadi minyak mentah. Sejak itu, ia mulai mencari referensi bagaimana pengolahannya.

Hengky Adi Wibowo / sumber : tribunjogya
Hengky Adi Wibowo / sumber : tribunjogya
Tak hanya dalam skala kecil pengolahan sampah, bahkan di dunia internasional pun sudah kerap diadakan kompetisi untuk mengadu keilmuan untuk mencari solusi dari pengolahan sampah yang belum maksimal. Salah satunya adalah kompetisi Genetically Engineered Machine (iGEM) yang berlangsung di Boston, Amerika Serikat beberapa waktu lalu. 

Sekolompok mahasiswa  Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menamakan dirinya Tim Dewaruci, berhasil mengembangkan bakteri pengikis sampah plastik. Bakteri tersebut dipresentasikan dalam kompetisi dan berhasil meraih medali Perunggu. Mereka merekayasa Escherichia coli (E. coli) lalu memasukkan beberapa gen dari makhluk hidup lain, sehingga bakteri "baru" yang mereka hasilkan mampu mendeteksi keberadaan sampah plastik di sekitarnya dan langsung bisa mengikis sampah tersebut.

Hengky, Dimas, dan Tim Dewaruci adalah segelintir manusia yang terus bereksplorasi mencari inovasi pengolahan sampah plastik yang semakin hari semakin tak terbendung. Permasalahan yang dianggap menjijikan namun menyimpan sejuta potensi ekonomi dan energi. Tidak peduli apa latar belakang pendidikan atau pun tempat dimana mereka berkecimpung, siapa pun bisa menjadikan sampah sebagai energi baik bagi kehidupan manusia kelak, asalkan dikelola dan diolah dengan serius. Dan itu bisa dimulai dari diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun