Mohon tunggu...
Anna Zakiyyah  Derajat
Anna Zakiyyah Derajat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Konsentrasi Kajian Timur Tengah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pemerhati Sastra dan Kajian Timur Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akar Konflik di Timur Tengah Hingga Konflik Abadi Arab-Israel

29 Juli 2021   20:06 Diperbarui: 29 Juli 2021   20:46 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua permasalahan dan konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah memang tidak dapat dilepaskan dari peristiwa Perang Dunia I yang terjadi sekitar kurang lebih satu abad silam. Adanya perang ini tentu saja telah melahirkan berbagai krisis dalam hubungan internasional. Perang Dunia I juga yang kemudian membukakan jalan dalam pembentukan negara-negara baru di Timur Tengah. Terbentuknya negara-negara baru ini, tentu tidak terlepas dari adanya campur tangan Barat.

Pada satu abad silam, wilayah tersebut masih dalam lingkup satu kesatuan di bawah imperium kekhalifahan Ottoman. Tetapi, sejak terjadinya berbagai peristiwa global di sepanjang awal abad ke-20, telah banyak mengubah kawasan ini. Tentu, Negara Inggris dan Prancislah yang memiliki peran penting atas campur tangannya terhadap wilayah Timur Tengah.

Kedatangan Negara Barat ke berbagai wilayah dunia Islam ini disebabkan oleh tidak adanya kesatuan dari para penguasa lokal Muslim. Saat itu, masa kekhalifahan Ottoman sedang lumpuh. Di sisi lain pun, perkembangan Eropa di berbagai bidang, seperti teknologi, militer, dan ilmu pengetahuan tengah memasuki era kejayaannya.

Seiring dengan melemahnya kekhalifahan Ottoman tersebut, aktivitas Barat di beberapa wilayah Timur Tengah, seperti Palestina, Lebanon, dan Suriah semakin menonjolkan diri pada pertengahan abad ke-19. Sehingga, saat itu, Inggris dan Prancis berhasil mengambil simpati para penguasa Arab dengan menjanjikan sebuah negara Arab yang merdeka, serta dapat terlepas dari kekuasaan Ottoman.

Adanya harapan para penguasa Arab untuk dapat melepaskan diri dari kekuasaan Turki Utsmani inilah, yang justru mengakibatkan adanya campur tangan Barat di kawasan Timur Tengah. Saat itu, Turki Utsmani bersekutu dengan Jerman dan Austria-Hungaria mengalami kekalahan. Sehingga, banyak wilayah Turki Utsmani yang memang jatuh ke tangan tentara sekutu.

Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Inggris dan Prancis, untuk dapat menguasai kawasan Timur Tengah. Sehingga, memunculkan banyak negara baru dan menyebabkan perpecahan di negara-negara Timur Tengah tersebut. Bahkan, adanya perpecahan itu juga yang mengakibatkan terjadinya perang saudara antar negara.

Mandat Inggris dan Prancis telah menjalin sebuah kesepakatan, untuk berbagai pengaruhnya di wilayah Timur Tengah. Kesepakatan ini yang dikenal dengan Perjanjian Sykes-Picot pada tahun 1916. Perjanjian ini bertujuan untuk membahas soal pembagian wilayah Timur Tengah, yang sebelumnya memang dikuasai oleh kekhalifahan Ottoman.

Mandat Inggris yang semakin kejam ini telah melakukan suatu deklarasi pada bulan November tahun 1917 yang dikenal dengan Deklarasi Balfour. Deklarasi ini menjanjikan adanya tanah air bagi orang-orang Yahudi di Palestina, serta doktrin-doktrin untuk membentuk sebuah negara di Palestina. Tentu, konflik inilah yang menjadi akar masalah di wilayah Timur Tengah hingga saat ini.

Konflik Abadi Arab-Israel

Konflik berkepanjangan yang terjadi antara Arab dan Israel memang tidak mudah untuk dicarikan pembandingnya. Karena, kualitas konflik ini disebabkan oleh adanya kompleksitas persoalan, banyaknya kepentingan, serta banyaknya aktor yang bermain di dalamnya. Hal ini juga yang menyebabkan kuantitas terjadinya peperangan menjadi sangat tinggi, karena situasi konfliktual tetap bertahan dalam waktu yang panjang dan tidak menemukan titik terang penyelesaian.

Konflik ini terjadi sangat panjang dan mendalam. Hal ini terjadi karena tidak hanya mencakup kepentingan politik, keamanan, pertahanan, ekonomi, dan sosial saja. Tetapi, juga mencakup dimensi yang sangat mendasar, seperti ideologi, gengsi, sebuah keyakinan yang dianggap absolut, serta adanya sentimen kebangsaan yang memang akan sangat sulit dipersatukan dalam satu pikiran yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun