Mohon tunggu...
Ana Yunitasari
Ana Yunitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Penggemar kata dan suara yang bermakna

Melangkah dengan Bismillah, untuk Lillah , mengharap berkah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sendu Menghantam di Balik Jeruji Pandemi

19 Juli 2020   20:27 Diperbarui: 19 Juli 2020   20:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban Sendu Jeruji Pandemi (dok. pribadi)

Pandemi menjelajahi bumi sudah hampir setengah tahun, banyak hal yang berubah saat si kecil tak kasap mata sedang menikmati keliling dunia, dia bernama coronavirus atau terkenal dengan nama penanya Covid-19 . 

Banyak dampak dari ulah mainnya si kecil tak kasap mata , seperti fakta saat ini dimana keadaan semesta banyak berubah , dari para penghuni bumi yang biasanya maju untuk melangkah namun kini sebagian hanya tinggal mundur alus ke belakang untuk menghindari agar si kecil tak kasap mata tak bermain dalam jiwa raganya. Ternyata tak hanya bermain di bumi pertiwi Indonesia namun diseluruh dunia dari ujung ke ujung juga merasakan dampaknya (padahal dunia tak berujung ya?)

Namun yang lebih kejam lagi ,ketika si kopid berhasil membatasi jarak, ruang dan waktu bagi para penduduk bumi yang sedang berpisah jauh dengan orang  yang di sayangi, dimana dia berhasil menumbuhkan bibit adanya rindu yang berujung sendu.

Terkadang memang keadaan tidak bisa dipaksakan, terlebih ketika sebuah rencana yang tertulis dalam buku harian menorehkan sebuah harapan agar segera dipertemukan, namun ternyata hanya menjadi angan , dan akhirnya bersama kesendirian dalam sunyi yang ditemani dengan pena yang ditorehkan dalam buku harian hanya tergores kata "Rinduku kian memuncak disaat celah pertemuan tak kunjung ku dapatkan". 

Memang rencana hanya akan menjadi wacana saat skenario Tuhan jauh lebih menang dari goresan pena yang tertuang dalam lembaran, hanya sabar dan penantian yang bisa di urungkan untuk sementara waktu, berharap agar waktu dan semesta segera bersahabat dan merestui kembali untuk mempertemukan dengan seseorang yang selalu di dambakan dalam angan dan ucapan manis dalam do'a yang di aturkan.

Seketika mungkin akan lupa dengan belenggu rindu yang berujung sendu ,namun itu hanya sekejap, tetap saja akan terkalahkan jika obat dari belenggu hanyalah sebuah temu sembari bertatap dan bersalam sapa dengan yang di rindukan dengan melihat senyuman manis yang memikat dari bibirnya. 

Jika mencoba bertingkah seolah-olah lupa dengan itu semua, terkadang malah menambah sebuah siksa dan menambah rindu yang semakin membelenggu yang tidak karuan, tau apa yang akan dilakukan? Iya mungkin sebatas hanya menutup mata, bergumam mulut, meratapi dalam hati dengan berkata "Ya Tuhan rindunya kian menajam ketika kau gerakan memori ingatan ini dengan betapa indahnya kenangan yang telah di ukir, betapa manisnya pertemuan yang telah di lihat dengan beribu canda tawa bersama seseorang yang pernah hadir dalam kenyataan" . 

Benar memang jika hukuman cinta itu rindu, rindu berujung sendu jika tak segera bertemu, dan akan sangat menyiksa bila semua itu sudah memuncak, seakan ingin berteriak dan bergejolak menghantam dan melawan hambatan dan ancaman yang kerap menghalangi sebuah pertemuan demi mempertemukan kerinduan, namun semua itu masih sebatas misteri jika semesta belum merestui dan hanya menjadi angan dan bayangan saja, namun saat dunia mimpi mengizinkan  bertemu dengan yang di rindukan, mungkin itulah sedikit pelipur sebagai obat temu menahan rindu dikala pandemi.

Mungkinkah sendu tau jika rindu ini seakan mulai berkarat? Semoga jiwa ini tak berujung sekarat. Al fatihah teruntuk  yang sedang di rindukan. Semoga pandemi segera lari dan si virus segera terbawa arus biar rindu tak semakin menjadi sendu yang  terpaku dibalik jeruji pandemi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun