Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kwetiau Bagan, Penawar Rindu Kampung Halaman

31 Maret 2021   20:53 Diperbarui: 1 April 2021   16:32 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kwetiau bagan (foto: pergikuliner.com)

Tidak seperti sajian kwetiau dari daerah lain yang umumnya berwarna coklat, kwetiau bagan berwarna merah. Warna merah tersebut berasal dari cabai giling yang dimasak bersama kwetiau. Makin pedas rasanya, makin merah pula warnanya dan makin harum juga aromanya.

Membayangkan kwetiau bagan, ingatan saya meluncur ke masa silam. Di kampung halaman saya, Bagansiapiapi, rata-rata kami makan enam kali sehari.

Tradisi makan enam kali sehari

Geliat kedai makanan di kampung halaman saya biasa dimulai sekitar jam lima pagi. Untuk sarapan, kami biasa membeli dari kedai kopi atau kedai yang khusus menjual makanan untuk sarapan. Ada beberapa jenis makanan yang menjadi favorit saya. 

Pertama adalah cokbe, bubur dengan tekstur yang lembut yang dimasak dengan daging cincang, usus, hati dan ginjal babi, serta telur.

Ilustrasi cokbe (foto: koleksi pribadi)
Ilustrasi cokbe (foto: koleksi pribadi)

Kedua adalah wantan mi, mie rebus dengan tekstur yang sangat halus dan lembut. Aslinya,  topping wantan mi terdiri dari chasio (babi panggang merah), taoge dan kucai. Dalam perkembangannya, ada yang mengganti kucai dengan caisim serta menambahkan bakso ikan dan bawang goreng. 

Ilustrasi wantan mie (foto: pergikuliner.com)
Ilustrasi wantan mie (foto: pergikuliner.com)

Ketiga adalah karipeng, nasi yang disiram kuah kari kental berisi kentang dan diberi topping chasio, babi kecap serta telur kecap.

Ilustrasi karipeng (foto: pergikuliner.com)
Ilustrasi karipeng (foto: pergikuliner.com)

Di antara waktu sarapan dan makan siang, banyak penjual keliling yang menjajakan aneka kue dan jajanan khas Bagansiapiapi. Kami menikmatinya sambil minum teh atau kopi. Jika dipikir-pikir, kebiasaan ini mirip dengan coffee break pertama ketika kita mengadakan rapat sepanjang hari.

Jika banyak penjual yang menjajakan makanan untuk sarapan dan coffee break, tidak demikian halnya dengan makan siang. Para ibu biasa memasak untuk makan siang keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun