Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Cinta untuk Ayahanda dan Bunda Tjiptadinata dan Roselina Effendi

3 Januari 2021   22:15 Diperbarui: 3 Januari 2021   22:36 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Effendi (sumber: Kompasiana) 

Ayahanda dan Bunda yang Terkasih

Kemarin Ayahanda dan Bunda merayakan lima puluh enam tahun perjalanan berumah tangga. Tonggak sejarah berwarna emas telah genap enam tahun Ayahanda dan Bunda lalui.

Dari ungkapan hati Ayahanda dan Bunda di Kompasiana, ananda belajar bahwa cinta yang menyatukan Ayahanda dan Bunda jauh lebih murni dari emas yang termurni di muka bumi ini. Inilah teladan yang menginspirasi ananda.  

Inspirasi dari Bunda Lina   

Bunda, ada rasa hangat menjalar di pelupuk mata saat ananda mengetik bagian ini. Sebaris kalimat yang ananda ucapkan saat mengikat janji suci bersama suami di depan altar, terngiang begitu saja di telinga ananda.

“Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, dan para saksi, saya dengan niat yang suci dan ikhlas hati telah memilihmu menjadi suami saya. Saya berjanji untuk selalu setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku”.

Hanya perlu beberapa menit untuk mengucapkan janji itu. Tetapi butuh komitmen seumur hidup untuk melaksanakannya. Sungguh tidak mudah!

Lewat artikel-artikel yang Bunda bagikan kepada para pembaca Kompasiana, Bunda memberi teladan kepada ananda bahwa “tidak mudah” bukan berarti “tidak bisa”. Hari demi hari ananda memunguti butir demi butir mutiara yang dengan setia bunda bagikan, dan menyimpannya.

Lima puluh enam tahun mengarungi samudera kehidupan dalam satu bahtera, Bunda membuktikan diri mampu menjadi mualim yang handal bagi Ayahanda, sang nakhoda.

Terima kasih tak terhingga, Bunda. Terima kasih atas kesetiaan Bunda merawat Ayahanda saat beliau sakit. Terima kasih atas kegigihan Bunda berjuang menopang bahtera tetap kokoh saat bisnis Ayahanda ambruk. Terima kasih atas dukungan yang Bunda berikan kepada Ayahanda saat beliau terpuruk.

Terima kasih telah mengizinkan ananda memanggilmu “Bunda”. Bunda yang akan terus menjadi panutan bagi ananda. Bunda yang lewat keteladanan telah mengajarkan kepada ananda mengenai makna kegigihan, komitmen dan kesetiaan.

Inspirasi dari Ayahanda Tjipta

Mendapat sapaan “ananda” dari Ayahanda adalah salah satu momen yang membahagiakan di tahun 2020 yang penuh keprihatinan. Mendapat izin untuk menyapa “Ayahanda” adalah momen yang membahagiakan lainnya.

Salah satu hal yang ananda kagumi dari Ayahanda adalah inspirasi dan energi yang seakan tiada habisnya. Setiap hari menayangkan artikel di Kompasiana dengan konsisten adalah suatu hal yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun