Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Kisah Cinta Dewi Ciptarasa - Raden Kamandaka(74)

19 Maret 2015   00:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426699484130514915

SERI 74

“Satu-satunya orang yang memahami persoalan rumit yang dihadapi Kadipaten Pasirluhur dan tahu menemukan jalan keluarnya  hanyalah putri Kanjeng Adipati, Dinda Dewi, ” kata Raden Kamandaka memuji dewi pujaannya itu.

“Justru itulah Kanda Kamandaka,” kata Raden Arya Baribin setelah Raden Kamandaka berhenti bebicara. “Dinda ke sini untuk memberitahu, besok Ki Demang Kejawar akan kedatangan tamu dari Muara Jati. Dia  seorang tokoh agama Islam yang bergelar Syekh yang akan mengenalkan apakah agama Islam itu. Tak ada keharusan untuk memeluk agama baru ini. Syekh ini hanyalah ingin berbagi ilmu saja. Kalau Kanda Kamandaka dan Kanda Silihwarna besok bisa hadir di Kademangan Kejawar, tentu dinda akan senang sekali. Demikian pula Ki Demang Kejawar, turut mengundang  Kanda berdua.”

‘‘Terimakasih Dimas Arya Baribin atas undangannya,” kata Raden Kamandaka menjawab undangan Raden Arya Baribin dan Ki Demang Kejawar. “Mungkin lain kali bila ada kesempatan lagi. Percayalah kanda  memang tertarik untuk mengetahu agama baru itu dari sumber yang dapat dipercaya. Besok rencananya kanda dan Dinda Silihwarna akan pulang dulu ke Pakuan Pajajaran. Sudah satu tahun lebih, kanda  meninggalkan Ayahanda Sri Baginda Prabu Siliwangi.”

“Oh, akan kembali ke Pakuan? Selamat jalan kalau begitu. Salam dan sembah sujud untuk Sri Baginda Prabu Siliwangi. Salam kenal untuk Kanda Banyakbelabur. Dan salam kenal pula untuk…..,” Raden Arya Baribin berhenti sejenak, seakan-akan mengingat-ingat sesuatu nama. Rupanya dia takut salah mengeja. “Salam kenal untuk Adinda Dyah Ayu Ratna Pamekas.”

Raden Arya Baribin yang masih muda remaja itu bernafas lega setelah berhasil menyebutkan kalimat terakhir itu.

Raden Silihwarna memandang Raden Kamandaka, ketika Raden Kamandaka berkata:

“Terimakasih Dimas Arya Baribin. Salam untuk Ayahanda Sri Baginda Prabu Siliwangi akan kanda sampaikan. Demikian pula salam perkenalan untuk Dinda Banyakbelabur dan Dinda Ratna Pamekas. Kanda masih akan kembali ke Pasirluhur. Ke depannya Kerajaan Pajajaran dan Kadipaten Pasirluhur, sangat memerlukan bantuan tenaga dan pemikiran Dimas Arya Baribin. Salam kanda juga untuk Ki Demang Kejawar.”

“Baik akan dinda sampaikan salam untuk Ki Demang Kejawar. Dinda siap memberikan bantuan. Beritahu dinda, jika Kanda Kamandaka dan Kanda Silihwarna kelak tiba kembali di Pasirluhur,” kata Raden Arya Baribin sambil bangkit untuk undur diri kembali ke Kademangan Kejawar.

Setelah Raden Arya Baribin pergi, Raden Silihwarna yang masih penasaran bertanya kepada Raden Kamandaka:

“Kanda, dari Kandakah Dimas Arya Baribin tahu nama Dinda Ratna Pamekas?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun