Mohon tunggu...
Anjas Prasetiyo
Anjas Prasetiyo Mohon Tunggu...

Belajar dari Anda Semua

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jatuh Cinta pada Fukuoka

15 Januari 2016   20:29 Diperbarui: 15 Januari 2016   22:31 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikuti Present Campaign HIS Winter Tour Blogging Competition

Wisatawan tak akan kesulitan mengikuti setiap sesi yang disuguhkan oleh museum ini. Karena, terdapat fasilitas headphone yang bisa dipinjam. Penjelasan dalam bahasa Inggris dari headphone bisa disesuaikan dengan artefak apa yang sedang dipelajari. Sebuah aula besar berada di lantai dasar yang dilengkapi dengan area bermain anak-anak untuk menikmati ragam budaya Asia. Galeri khusus menempati lantai tiga yang memamerkan artefak-artefak budaya dari Jepang dan negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia. Lantai empat yang terbagi ke dalam lima sesi menyajikan perjalanan bangsa Jepang dari masa ke masa.

Sesi pertama menuturkan Periode Jomon di mana masyarakat Jepang baru menjalani tradisi primitif berpindah-pindah, berburu serta meramu. Sesi kedua menjelaskan Periode Yayoi-Kofun ketika Jepang telah mengenal keahlian bercocok tanam dan teknik membuat barang-barang logam yang diperkenalkan dari semenanjung Korea. Sesi ketiga menceritakan Periode Nara –Asuka- Heian di mana Jepang telah mendapat pengaruh kuat budaya Cina. Pertukaran utusan negara serta perdagangan dengan Cina mewarnai jaman ini. Sesi keempat, Periode Kamakura-Muromachi saat perdagangan dengan Cina berkembang pesat dan Hakata menjadi pelabuhan terpenting pada masa itu. Sesi kelima, Periode Azuchi-Momoyam dan Periode Edo tatkala Jepang menutup diri dari pengaruh Barat. Perdagangan hanya terbatas dilakukan di beberapa pelabuhan, seperti Nagasaki dan Ryukyu.

Semaraknya Fukuoka dalam Festival Hakata Gion Yamakasa

Kesemarakkan festival tradisional (matsuri) juga bisa dirasakan di Fukuoka. Adalah Hakata Gion Yamakasa festival yang telah berumur 750 tahun diselenggarakan setiap tanggal 15 Juli. Konon, tradisi ini berasal dari kisah seorang biksu bernama Shoichi Kokushi yang memerintahkan penduduk Fukuoka di masa silam untuk menumpahkan air di jalanan dalam rangka mengusir wabah penyakit. Selama festival berlangsung di abad modern ini, air jusru disiramkan ke seluruh tubuh para peserta. Butuh perjuangan tersendiri untuk menyaksikannya.  Wisatawan tak boleh malas bangun pagi karena festival ini dimulai pada jam 5 pagi. Datang sedikit terlambat saja, sudah susah untuk mendapatkan tempat menonton yang strategis. Karena, jutaan pasang mata tersedot dalam pusaran besar antusiasme untuk mengikuti atraksi budaya tersebut.

Ratusan laki-laki yang tergabung dalam kelompok dari 7 distrik di Fukuoka berlomba menggotong kazariyama, semacam gunungan yang dipenuhi patung dewa atau dewi, dan  karakter tradisional seberat 2 ton. Berbalut shimekomi (baju tradisional laki-laki), anak-anak, orang dewasa, dan bahkan orang tua sangat bersemangat dalam menjalankan tradisi ini. Setiap kelompok berupaya secepat mungkin untuk mencapai garis akhir. Jaraknya sejauh 5 km dengan melewati Jalan Gion yang dimulai dari Kuil Kushida. Teriakan oisa oisa menggemuruh di jalanan untuk menyalakan semangat para pria agar kuat berlari sambil menggotong beratnya kazariyama. Meskipun kemenangan adalah suatu kebanggaan bagi para peserta, namun tradisi ini lebih menekankan pada rasa kebersamaan.  

Oleh-oleh khas Fukuoka, nggak cuma lezat tetapi juga unik

Sudah menjadi pandangan umum di Indonesia, bahwa bukti wisatawan telah mengunjungi suatu tempat ditunjukkan dengan oleh-oleh yang dibawa. Makanan khas yang mewakili daerah tersebut biasanya menjadi pertanyaan keluarga di rumah atau rekan-rekan kerja di kantor. Maka berburu oleh-oleh merupakan suatu keharusan sebelum pulang ke tanah air. Di Fukuoka, wisatawan tak perlu kuatir tidak bisa mendapatkannya dengan mudah. Banyak sekali aneka kudapan yang menunggu siap dibawa pulang.

Selain rasanya yang enak, bentuk dari oleh-oleh di sana sangatlah unik, seperti Meika Hiyoko, kue imut berbentuk anak ayam dengan isian selai kacang. Ada pula Yuki Usagi, kudapan berupa marshmallow  dalam bentuk kelinci mungil berisi pasta kuning telur dan Niwaka Senbei, kerupuk beras yang gurih nan renyah berbentuk topeng pertunjukan komedi tradisional Hakata. Jangan lupa membeli boneka Hakata dan Hakata-ori, kain tradisional Hakata yang terkenal kualitasnya untuk diri sendiri sebagai memoar perjalanan ke Fukuoka. Terbungkus dalam kemasan yang cantik, beragam oleh-oleh tersebut tersedia dalam berbagai ukuran yang dapat dibeli di Stasiun Hakata, Bandar Udara Fukuoka, dan toko oleh-oleh khas Jepang lainnya.

Fukuoka memang belum setenar Tokyo ataupun Osaka. Namun sebenarnya ada banyak hal yang bisa dinikmati wisatawan bila berlibur ke Fukuoka.  Di luar obyek wisata, tempat-tempat unik seperti Neko Cafe (Kafe Kucing) dan Fukurou no Mise (Kafe Burung Hantu) dapat disambangi untuk memperoleh pengalaman baru berwisata. Value for money adalah keunggulan lain dari kota ini yang tidak bisa ditandingi oleh kota-kota besar lainnya di Jepang. Artinya, dengan jumlah uang yang sama wisatawan akan mendapatkan pengalaman berwisata lebih banyak di Fukuoka karena biaya hidup kota ini relatif lebih murah.

Kini, pergi ke Jepang semakin mudah dengan dibebaskannya visa bagi pemegang paspor elektronik. Agar traveling tak merepotkan, calon wisatawan dapat membeli paket liburan di H.I.S Travel sesuai destinasi yang diinginkan. Sebagai agen perjalanan yang berasal dari Jepang, H.I.S Travel adalah ahlinya tur ke Jepang. Tersedia paket HAnavi, tiket pesawat plus hotel dengan harga murah meriah untuk membantu wisatawan traveling ke Jepang dengan hemat. Jadi, tunggu apalagi? Ayo segera menjelajah Jepang bersama H.I.S Travel dan HAnavi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun