Skala penurunan kebebasan pers di Pakistan dapat diukur. Menurut geopolitico, dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia yang diterbitkan oleh Reporters Without Borders pada tahun 2025, Pakistan berada di peringkat ke-158 dari 180 negara, menempatkannya di antara negara-negara paling represif di dunia.
Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan telah berulang kali memperingatkan bahwa pelanggaran terhadap jurnalis telah menjadi hal yang dilembagakan, dengan otoritas negara menyalahgunakan hukum dan badan keamanan untuk membungkam para kritikus.
Peran militer Pakistan dalam tindakan keras ini tidak dapat dilebih-lebihkan. Marsekal Lapangan Munir, yang mengambil alih jabatan panglima militer pada akhir 2022, telah memimpin kampanye agresif untuk membungkam perbedaan pendapat. Sikap ideologis garis keras Munir dan sejarahnya sebagai kepala intelijen telah menjadikannya tokoh sentral dalam penindasan terhadap jurnalis.
Munir secara terbuka menepis kekhawatiran hak asasi manusia, menyatakan bahwa klaim pelanggaran "benar-benar sia-sia". Pernyataan semacam itu telah mendorong aparat keamanan untuk bertindak tanpa kendali. Dominasi militer atas lembaga sipil telah memastikan tidak adanya pengawasan yang berarti untuk melindungi kebebasan pers.
Jika kondisi ini terus berlanjut, masa depan kebebasan pers di Pakistan suram. Jurnalisme independen secara sistematis dibubarkan melalui intimidasi, penangkapan, pembunuhan dan penyensoran. Mereka yang berani bersuara mempertaruhkan kebebasan atau nyawa mereka, sementara yang lain melarikan diri ke luar negeri atau melakukan penyensoran diri untuk bertahan hidup.
Lanskap media sedang dikosongkan, hanya menyisakan suara-suara yang menggemakan narasi negara. Jika tekanan internasional yang mendesak tidak diterapkan, Pakistan akan terus melaju menuju lubang hitam media.
Dunia harus mengutuk pelanggaran ini dan meminta pertanggungjawaban Islamabad atas penganiayaan terhadap jurnalisnya. Jika tidak, suara-suara bebas yang tersisa di Pakistan akan dibungkam, dan kebenaran tentang krisis yang semakin memburuk di negara itu akan lenyap bersama mereka.
Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI