Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Orang Afghanistan Tidak Mempercayai Taliban dan Pakistan

31 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 2 September 2021   09:01 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Afghanistan sedang menunggu sebelum naik ke pesawat militer Amerika Serikat di dekat bandar udara di kota Kabul. | Sumber: unknownthing.in

Pakistan adalah satu-satunya negara yang mengakui pemerintah Taliban dari tahun 1996 hingga 2001. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pada awalnya mengakui pemerintah Taliban tetapi kemudian menarik pengakuan mereka.

Amrullah Saleh | Sumber: Wikipedia
Amrullah Saleh | Sumber: Wikipedia

Presiden sementara Afghanistan Amrullah Saleh, yang mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden, menuduh bahwa Taliban berada di balik dua ledakan bom mematikan pekan lalu. Saleh, mantan Wakil Presiden Afghanistan, mengatakan bahwa pemerintahan Taliban tidak akan bertahan lama karena kebijakan mereka tidak dapat diterima oleh rakyat Afghanistan.

"Hukum Taliban adalah Emirat Islam, tidak dapat diterima oleh rakyat Afghanistan dan pemilihan pemimpin oleh suatu kelompok tidak dapat diterima. Tidak mungkin kekuasaan Taliban bertahan lama di Afghanistan," kata Saleh kepada Euronews baru-baru ini.

Ia juga menuduh Pakistan memberi perintah kepada Taliban, yang ia sebut sebagai "kelompok proksi" bagi negara tersebut.

Ahmad Massoud | Sumber: Hamid Mohammadi (Aarmeen123)
Ahmad Massoud | Sumber: Hamid Mohammadi (Aarmeen123)

Saleh dan pemimpin Aliansi Utara Ahmad Massoud membentuk Front Perlawanan Nasional (NRF) untuk melawan di  Lembah Panjshir di Afghanistan. Massoud adalah dari suku Tajik.

Masa depan Afghanistan terlihat sangat suram. Tidak akan ada pemilu dan hak asasi manusia serta kebebasan berekspresi di Afghanistan jika diperintah oleh Taliban.

Taliban akan menutup media Afghanistan, ujar Massoud Hossaini, fotografer pemenang Hadiah Pulitzer dari Afghanistan.

"Ini akan menjadi sangat, sangat buruk. Mereka [Taliban] terbiasa membunuh media tetapi mereka melakukannya secara perlahan," papar Hossaini, yang melarikan diri ke Amsterdam dari Kabul, kepada AFP pada tanggal 28 Agustus.

Sementara itu, Reporters Without Borders (RSF) baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintahan Taliban akan menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi jurnalis dan media independen di Afghanistan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun