Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Covid-19 akan Menambah Kesengsaraan Ekonomi Pakistan

29 April 2020   05:16 Diperbarui: 29 April 2020   10:16 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coronavirus | Credit: www.cdc.gov

Perdana Menteri Khan juga menyatakan keprihatinannya terhadap peningkatan tingkat kemiskinan dan mengatakan bahwa tidak ada gunanya jika kita memenangkan perang melawan COVID-19 tetapi kalah dalam perang melawan kemiskinan.

"Ketika ini [virus korona] akan berakhir, jika terjadi kenaikan tingkat kemiskinan pada saat itu, itu berarti kita telah kalah dalam perang. Krisis ini terutama akan berdampak pada kelas miskin. Ini merupakan sebuah tantangan. Jika kita keluar dari [krisis] ini tanpa membawa lebih banyak kesengsaraan kepada orang miskin, kita akan menang," kata Khan dalam pidatonya untuk negara di televisi baru-baru ini.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan dalam World Economic Outlook bahwa ekonomi Pakistan akan tumbuh 2.4 persen pada tahun 2020. Prediksi ini tidak mempertimbangkan dampak COVID-19. Tahun lalu tingkat pertumbuhan diperkirakan sebesar 3.3 persen.

Mengingat skala kerusakan dari COVID-19, yang diperkirakan sekitar AS$10 miliar hingga akhir April saja, tidak akan mengejutkan melihat pertumbuhan minus tahun ini jika krisis berlanjut sepanjang tahun.

IMF juga telah meramalkan bahwa tingkat pengangguran akan melonjak menjadi 6.2 persen pada tahun 2020, peningkatan kecil dari 6.1 persen pada tahun 2019. Prediksi ini bisa jadi salah dikarenakan adanya penguncian besar-besaran, PHK dan gangguan kegiatan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Kekhawatiran utama bagi Pakistan sekarang adalah inflasi dua digit. IMF memperkirakan bahwa inflasi di Pakistan pada tahun 2020 akan menjadi 13 persen. Tingkat inflasi hanya 3.9 persen pada tahun 2018 dan melonjak menjadi 7.3 persen di tahun 2019.

Menurut The News Pakistan, melonjaknya harga pangan mendorong inflasi Pakistan menjadi 14.6 persen pada Januari 2020, lompatan besar dari 12.6 persen pada Desember 2019. Itu adalah tingkat inflasi tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.

Inflasi indeks harga konsumen di daerah perkotaan melonjak menjadi 13.4 persen pada basis tahun-ke-tahun (y-o-y) di bulan Januari 2020, sementara inflasi indeks melonjak menjadi 16.3 persen di daerah pedesaan selama periode yang sama. Enam puluh lima persen populasi Pakistan tinggal di daerah pedesaan.

Karena mayoritas orang tinggal di daerah pedesaan, Pakistan memiliki salah satu tingkat kemampuan membaca dan menulis yang terendah di dunia. Tingkat kemampuan membaca dan menulis di Pakistan saat ini hanya 58 persen, dengan lebih dari 50 persen wanita tidak bisa menulis dan membaca.

Pemerintah kebingungan karena pendapatan pajak akan turun dan pengeluaran pemerintah akan meningkat akibat pandemi COVID-19 pada tahun ini. Defisit anggaran 2020 sudah di atas 7 persen.

Ekspor diperkirakan akan menurun sementara impor akan melonjak secara dramatis pada tahun 2020. Penurunan besar juga akan terjadi dalam investasi asing langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun