Maroko, yang memiliki keindahan yang luar biasa dan perpaduan pengaruh Arab, Berber, Arab- Afrika, dan Perancis, memiliki peradaban kuno yang berusia lebih dari seribu tahun. Orang Maroko adalah orang yang paling ramah dan mereka memiliki masakan paling menggiurkan di kawasannya. Terlebih lagi, Maroko adalah tempat teraman di Afrika. Sekarang Maroko menargetkan untuk menerima 20 juta wisatawan asing di tahun depan. Marrakeech, tujuan  wisata terkemuka di Maroko, telah ditetapkan sebagai ibukota budaya Afrika untuk tahun 2020.
Kunci keberhasilan Maroko di panggung internasional adalah kebijakan luar negerinya yang independen dan berdaulat. Maroko memelihara hubungan yang sangat baik dengan semua kekuatan utama dunia.
Maroko adalah teman lama AS. Kedua negara menandatangani Perjanjian Persahabatan AS- Maroko pada tahun 1787. Maroko adalah satu-satunya negara Afrika yang menandatangani perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS pada tahun 2004. Beberapa hari yang lalu, Departemen Luar Negeri AS memberikan persetujuan bagi Maroko untuk membeli jet tempur F- 16 baru senilai $4.8 dan peralatan pertahanan lainnya untuk meningkatkan armada udaranya karena AS menganggap Maroko sebagai "sekutu besar non-NATO".
Di bawah European Neighborood Policy tahun 2004, Uni Eropa (UE) mengakui Maroko sebagai mitra istimewa dan tetangga yang tepercaya di bidang kerjasama politik dan ekonomi, serta kerjasama perdagangan dan teknis serta pengembangan. Hubungan ini meningkat menjadi Perjanjian Status Lanjutan pada tahun 2006. UE adalah mitra dagang dan investor terbesar Maroko.
Sebagai negara Arab, Maroko telah mempertahankan hubungan dekat dengan negara-negara Arab dan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Maroko telah memperkuat hubungan ekonominya yang erat dengan Cina, India, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Maroko memiliki minat khusus di Indonesia, rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia. Tahun lalu, Raja Maroko Mohamme VI berencana untuk mengunjungi Indonesia tetapi karena penjadwalan yang kurang tepat, maka kunjungannya tidak terwujud. Yang pasti, setelah pemilihan umum di Indonesia, Raja Maroko akan mengunjungi Indonesia di akhir tahun ini atau tahun depan untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Sebagai pendukung setia perdagangan bebas, Maroko sejauh ini menandatangani FTA dengan 55 negara.
Kredit: Courtesy of MAP
Raja Maroko Mohammed VI bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing pada tahun 2016.
Setelah 33 tahun berpisah dari Uni Afrika (AU) gara-gara masalah Sahara Barat, Raja Mohammed VI memutuskan untuk bergabung kembali dengan Uni Afrika pada tahun 2017. Sejak itu, sebagian besar negara Afrika telah menunjukkan banyak antusiasme dalam membina
hubungan yang kuat dengan Maroko.