Kredit: Courtesy of Moroccan Ministry of Foreign Affairs
Kereta cepat baru: Raja Maroko Mohammed VI (tengah kanan) bersama Presiden Republik Perancis, Emmanuel Macron (kedua dari kiri) berpose untuk foto pada inaugurasi Kereta Cepat "Al boraq" yang menghubungkan kota Tangier dengan Casablanca di Tangier, Maroko, tahun lalu. Al boraq merupakan proyek kereta cepat baru di Maghreb dan di seluruh benua Afrika, yang menggerakkan investasi sekitar 22.9 milyar dirham Maroko.
Maroko telah menjadi negara Afrika pertama yang memiliki kereta cepat "Al Boraq" yang menghubungkan Tangier ke Casablanca. Maroko menghabiskan AS$2 miliar (Rp 28 triliun) untuk membangun sistem kereta cepat di mana kereta cepat dapat melakukan perjalanan hingga
300 kilometer per jam. Maroko juga merupakan negara pertama di Afrika yang menggunakan hampir 40 persen kebutuhan energinya dari tenaga surya. Maroko membangun beberapa pembangkit tenaga surya terbesar, termasuk pembangkit 580 MW di Ourzazate, dengan investasi $9 miliar untuk menghasilkan 2,000 MW energi matahari pada tahun 2020.
Maroko, yang berarti "Barat" dalam bahasa Arab, adalah negara ekonomi kompetitif nomor satu di Afrika Utara. Negara ini telah membuat banyak langkah baru dalam meningkatkan iklim investasi. Maroko memang merupakan pusat yang strategis untuk perdagangan dan investasi antara Eropa dan Afrika di satu sisi dan antara Amerika Utara dan Timur Tengah di sisi lain.
Selain itu, Maroko berada di peringkat ke-60 dalam laporan Kemudahan Berbisnis Bank Duni 2019 yang terbaru, naik sembilan tingkat dari peringkat ke-69 di 2017.
Tidak seperti negara-negara Arab lainnya, Maroko tidak memiliki sumber minyak. Sebagia besar wilayah negara 710,850 kilometer persegi itu penuh dengan gunung dan padang pasi Sahara. Tentu saja, Maroko juga memiliki garis pantai sepanjang 1,835 kilometer. Negara ini juga memiliki 75 persen cadangan fosfat dunia. Maroko juga merupakan negara adidaya dalam memproses dan mengekspor ikan sarden.
Sebagian besar ekspornya ditujukan ke negara-negara Eropa. Banyak investor Eropa telah menjadikan Maroko sebagai pusat manufaktur baru yang terletak di sebelah Eropa.
Secara keseluruhan, Maroko berada di jalur yang benar untuk menjadi pusat keuangan dan manufaktur internasional serta negara maju di masa depan.
Dalam upaya untuk mengangkat dirinya dari negara berpenghasilan menengah ke bawah (PDB per kapita $3,007.24 pada tahun 2017) ke negara maju, Maroko baru-baru ini memutuskan untuk menggunakan bahasa Perancis di sekolah-sekolah untuk memperoleh pengetahuan tentang
matematika, sains dan teknologi meskipun ada tentangan keras dari beberapa garis keras kelompok agama.
Orang mengatakan, saat ini, para pemimpin dunia sedang antri untuk mengunjungi Maroko yang sedang naik daun. Baru-baru ini Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Pangeran Inggris Harry dan istrinya Duchess Meghan Markle dan banyak pemimpin Asia serta Afrika mengunjungi Maroko. Paus Francis dijadwalkan untuk mengunjungi Maroko pada akhir bulan ini.
Hampir semua dari 36 juta orang, 43 persen dari mereka berumur di bawah 24 tahun, di Maroko adalah Muslim moderat yang fasih berbahasa Arab dan Perancis. Lebih dari 60 persen orang Maroko tinggal di daerah perkotaan. Â