Mohon tunggu...
Anita Permata Sari Harefa
Anita Permata Sari Harefa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Mahasiswi Matematika di IAIN Takengon angkatan 2016 Anggota biasa Himpunan Mahasiswa Islam HmI Cabang Takengon Komisariat IAIN Takengon. Saat ini telah menjadi guru honorer di Sekolah Swasta yaitu SMP DAMUHA ACEH TENGAH, bidang yang di tekuni dan di ampu adalah mata pelajaran matematika.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sanggupkah Menjemput Maut?

30 Mei 2020   04:55 Diperbarui: 30 Mei 2020   05:40 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Menyambung hidup" itulah kata yang pantas digunakan saat itu. Demi merubah nasib sebagaimana yang Allah sampaikan pada firman-Nya.
 
  Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia" (QS Ar-Ra'd: 11).

Aku mengendarai sepeda motor seusai pulang dari kebun,  dengan berat hati kutinggalkan ayah ibu dan melaju perlahan.

Hatiku mulai bimbang,  apakah gerangan yang terjadi.  Gelisah hati semakin kacau,mengerutkan alis dikeningku.

"ya Allah,  Pertanda apakah ini? " Aku membatin.

Separuh perjalanan telah berlalu,  aku dan mak kul merasa ada yang tidak beres dengan kendaraan kami.  MasyaAllah,  ternyata bannya kempes.

Hatiku masih saja diliputi kecemasan,  seolah ada hal lain yang sedang menanti perjalanan kami. "Ya Rabb,  tenangkanlah hati yang bergemuruh tidak menentu ini."pintaku pada Pencipta Makhluk.

Kami telah memilih untuk lanjutkan perjalanan,  ya memang rumah kami masih jauh bermil-mil dan harus melewati hutan yang penuh dengan kabut tebal,sedia menanti di ujung pandang kala itu.

Sore itu,  hampir menjelang maghrib. Aku berharap kami tiba dirumah tepat sebelum Adzan berkumandang.

Namun,  Allah berkata lain.  Ia memberiku kesempatan yang begitu mulia untuk kembali.  Benar kembali pada-Nya.

"Maka segera berlarilah kalian (kembali) menuju Allah. Sungguh aku (Rasul) seorang pemberi peringatan yang nyata dari-Nya bagi kalian." (adz-Dzaariyaat: 50)

Belum sempat memasuki hutan yang lebat, dikejutkan dengan suara sereten besi yang berasal dari ban belakang sepeda motor yang kami kendarai. Aku dan mak kul bergegas turun,  dan memeriksa.

Astaghfirullah sexy sepeda motor kami dan rem belakangnya patah, tidak bisa digunakan lagi.

Kembali aku terdiam sejenak,  "Ya Allah sungguh sekarang apa lagi? " aku kembali bertanya pada hati yang tak berkata-kata.

SubhanaAllah,  dengan izin-Nya Pengendara lain yang tidak jauh dibelakang kami berhenti kemudian menolong kami. Aku meminta,  agar mak kul yang sudah berusia paruh baya tersebut diizinkan untuk menumpang dengan mobil mereka. Mereka adalah orang baik yang bersedia membantu.

Saat itu, tinggalah aku seorang diri di tengah jalan yang sepi. Sampai aku bertemu dengan seorang paman yang bermukim tidak jauh dari lokasi tersebut.

Aku tidak tahu harus bagaimana,  lalu aku putuskan untuk mengendarai sepeda motor milikku yang rusak itu menuju rumah paman yang turut menolongku.  Beliau berkata "jika kamu paksakan berkendara lebih jauh lagi tidak bisa,  karena ini sudah patah"ucapnya sambil menunjukkan bagian belakang sepeda motorku yang sudah kropos.

"iya pak" jawabku singkat.  Lalu ia menawarkan untuk berteduh dirumahnya karena hampir maghrib.  Dan sekeliling pandanganku sudah tak terawang akibat kabut tebal.

Pikiranku terkoyak, saat kejadian itu menimpaku.  Aku terpaku dan tersungkur tak berdaya.  Rasanya sakit sekaliii,  namun apa dayaku aku sudah memilih.

"Ya Allah, jika tidak ada sekelibatan cahaya-Mu.  Mungkin orang hanya akan mengenang namaku saja" sedu tangisku dalam hati.

Aku tak berpikir panjang sebelumnya, Aku Ikhlaskan raga untuk tiada.  Dengan mengazamkan nama penciptaku sekuat tenaga.  Tangisku ingin keluar,  namun terhalang oleh keadaan.  Setelah sadarpun aku pasrah,  melafalkan kebesaran Rabbku.  Allahu Akbar,  terus berulangkali terlontar dari ujung bibirku.

Kejadian naas itu bermula,  sejak sepeda motor yang ku kendarai kehilangan keseimbangan akibat terlepasnya rantai dan rem yang blong.

Sepanjang perjalanan tidak dapat ku kendalikan, semakin lama aku melaju dengan kecepatan tinggi tanpa rem.  Jika saja keputusan itu tidak ku ambil,  entahlah aku tak dapat membayangkan bagaimana berakhirnya diriku.

Paman yang menuntunku dari belakang,  sempat berteriak untuk tidak melompat.  Tetapi,  tidak ada pilihan lain.  Seandainya,  aku masih bertahan maka jurang terjal dan batu-batu besar yang tajam menanti tubuh ini untuk santapannya.

Seketika itu, ada sekelibat keheningan yang tenang dalam hatiku. Aku memajamkan mata,  lalu berpikir jika Allah tidak menunjukkanku jalan ini.  Mungkin saja,  aku sudah...

Aku mengingat kejadian itu berulang kali,  sungguh Allah sayang padaku.  Seperti ucapan Ustadz Ebit Lew  "Allah selalu sayang kan hamba-Nya" itulah yang terlintas dibenakku saat kematian hampir menyelesaikan segalanya. Lalu aku teringat pada firman Allah

Artinya: "Kabarkanlah pada para hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih". (Q.s. Al-Hijr: 49-50).

Saat itu pula,  tubuhku gemetar hebat aku khawatir jika aku mati sekarang, sungguh amalanku sangat sedikit. Aku takut,  sangat takut bukan pada kematian.  Tetapi menjawab pertanyaan para malaikat saat dikubur,  Aku takut tidak dapat menjawab pertanyaan nya. Sebagaimana yang tersebut dalam Hadist riwayat Tirmidzi berikut:

"Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Mungkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata: Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?, maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia: Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keduanya berkata: Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu. Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi penerangan, da dikatakan: Tidurlah. Dia menjawab: "Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku". Keduanya berkata: "Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut".

Aku takut,  karena selama ini hidup dalam kesia-siaan.  Aku takut,  menjadi hamba yang buruk. Dan aku,  masih sangat jauh dari-Mu ya Allah.

Segala peristiwa sungguh dalam pengawasan-Nya. Ia yang mengehendaki,  jika tidak begini mungkin saja aku akan semakin jauh dari-Nya.

Sekelibat cahaya-Mu telah menolongku,  meyakinkan hatiku saat aku segera melompat bahwa aku akan baik-baik saja.  Meyakinkan hatiku, bahwa Allah bersamaku.  Saat itu tiada tumpuan lain selain pada-Nya.

Inilah yang diberikan Allah Subhanahu wata'ala padaku, dan saat itu pula aku melihat cinta-Nya. Kasih-Nya,  dan sayang-Nya.  Aku tak perdulikan bagian tubuhku yang retak,  dan sebagainya.  Aku hanya mengkhawatirkan amalku.

Dan itulah sepenggal kisahku, yang hampir menjemput maut..

Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26). Dan tetaplah kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27). -- (Q.S Ar-Rahman: 26-27)

Allah lah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. -- (Q.S Al-Mulk: 2)

Lokasi kejadian: Gading, jln. Takengon-Isaq

#catatan29/05/20Real

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun