Mohon tunggu...
Anita Permata Sari Harefa
Anita Permata Sari Harefa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Mahasiswi Matematika di IAIN Takengon angkatan 2016 Anggota biasa Himpunan Mahasiswa Islam HmI Cabang Takengon Komisariat IAIN Takengon. Saat ini telah menjadi guru honorer di Sekolah Swasta yaitu SMP DAMUHA ACEH TENGAH, bidang yang di tekuni dan di ampu adalah mata pelajaran matematika.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebaikan di Balik yang Buruk

28 Mei 2020   16:03 Diperbarui: 28 Mei 2020   16:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"wah, pertanyaanmu bagus nak. Kemari akan ibu jelaskan." Ibu mengajakku duduk diruang tamu dan meninggalkan pekerjaan dapur sejenak. "begini nak, apapun bentuk musibah adalah karena kuasa Allah. Allah menciptakan makhluk, tentu Allah juga yang lebih mengetahui tujuan mereka diciptakan. Ada yang menjadi musibah sebagai bentuk ujian, ada juga yang menjadi azab bagi mereka yang ingkar pada Allah rabbul alamin." Ibu menjelaskan dengan baik.

"tetapi bu, bukankah Allah maha Baik, dan sayang pada makhluknya? Tapi, banyak yang meninggal akibat ciptaannya pula, bahkan aku pun sudah tidak bisa bermain bersama teman-teman bu."aku mengeluh dan berharap virus ini segera menghilang.

Ibu mengelus kepalaku, dan berkata " nak, Allah menjadikan virus corona sebagai bentuk musibah. Karena Allah ingin menyadarkan kita, bahwa banyak dari kita yang sudah lupa pada Allah. Jadi Allah perintahkan virus ini hadir ditengah-tengah kita untuk menguji kita. Allah sayang pada hamba-Nya nak. Allah ingin, banyak umat manusia yang segera bertobat, sehingga banyak pula hamba Allah yang mendekatkan diri pada Allah. Bagi mereka yang telah meninggal dan kembali pada Allah, itu merupakan takdir yang telah ditetapkan Allah semenjak kita di lauhul Mahfudz. Bersabarlah dan berdo'a agar virus ini cepat diangkat oleh Allah. Mengerti...," jawab ibu mengakhiri.

"baik bu, semoga virus ini cepat menghilang agar aku dan teman-teman bisa bersekolah dan bermain bersama."jawabku.

Tetapi, aku masih belum puas. Aku masih harus bertanya  , pikirku.
"ibu, satu pertanyaan terakhir. Apakah virus corona itu baik atau buruk bu?"lagi-lagi pertanyaanku membuat ibu tersenyum. Dan karena senyumnya aku menjadi ingin mendengar jawabannya. "kenapa ibu tersenyum? Tolong jawab pertanyaanku bu. Aku mohon!" pintaku merengek.

"Ya allah berilah ilmu yang bermanfaat bagi anakku, serta kecerdasan yang baik untukknya."ibu mendo'akanku lalu mendekapku. "nak, kita hidup mengikuti takdir yang telah ada bahkan seebelum kita lahir. Virus ini, sangat taat dan baik. Karena ketaatannya beliau hadir dibumi, itulah caranya bertaqwa pada Allah. Ia tidak hadir, untuk membuat manusia meninggal. Ia, menjadi cobaan untuk membuat anak ibu lebih sabar bermain bersama teman-teman. Virus ini, sebenarnya sangat baik. Tetapi kita tidak mendengarkan arahan untuk tidak keluar rumah, selama virus corona ada di bumi. Setelah virus corona, lelah berjalan-jalan dan mengelilingi dunia ia akan pergi. Dan anak ibu, bebas bermain." Jawaban ibu membuat aku senang

"baiklah bu, aku mengerti bu, terimakasih bu" jawabku.

Lalu aku berlari menuju kamarku, untuk bermain drum alat music kesukaanku.

Aku sadar, virus itu sebenarnya baik tetapi kita tidak mengerti dengan arahan. Kata ibu, jangan keluar karena virus masih diluar dan berkeliaran maka kita harus mendengarkan.

Setelah virusnya pergi, ibu juga akan mengijinkan kita bermain lari-lari bersama teman. Ibu juga pernah bilang, selama ada virus kita harus dirumah, menjaga kebersihan dan saling menguatkan, menyayangi keluarga. Aku akan semakin sayang pada ayah dan ibu jika aku berada di dekat mereka. 

Virus corona, aku tau kamu baik segeralah pergi dari bumi ini agar aku juga bisa bermain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun