Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cinta Tanah Air Seperti Apa yang Harus Kita Lakukan?

27 Mei 2015   12:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:33 4388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak sekali himbauan di luar sana untuk mencintai Indonesia sebagai tanah air kita. Saya, dan kita semua, memang warga negara Indonesia, tentu harus mencintai negeri ini dengan sepenuh hati. Namun, seperti apakah bentuk cinta tanah air yang harus kita lakukan? Jujur saya pun terkadang masih bingung akan hal tersebut karena hingga detik ini, saya merasa saya hanya masih memikirkan diri sendiri saja. Cinta tanah air bukanlah sebuah jargon belaka, namun merupakan sebuah dorongan untuk menghargai negeri di mana kita dilahirkan dan dibesarkan. Bentuk penghargaan tersebut bermacam-macam, namun pada intinya adalah bagaimana cara kita memberikan manfaat kepada negeri yang telah lebih dulu memberi kita manfaat. Manfaat apa saja yang telah kita dapatkan dari negeri kita, Indonesia? Banyak sekali, namun sekiranya saya dapat mengerucutkannya menjadi tiga hal. Pertama adalah manfaat hidup sebagai manusia yang diakui hak asasinya. Kedua adalah manfaat mendapat pengajaran untuk menjadi manusia yang cerdas dan berilmu. Ketiga, manfaat mendapat akses kepada lahan penghidupan. Mungkin beberapa dari kita apatis terhadap ketiga hal tersebut karena menganggapnya sebagai sebuah kewajaran, yakni kita sebagai rakyat yang berhak mendapat pelayanan dari negara. Namun, pernahkah terpikir oleh kita bahwa negara ada karena partisipasi rakyatnya? Jika rakyat apatis, maka akan mustahil rasanya eksistensi suatu negara akan langgeng. Di sinilah letak pentingnya sikap mencintai tanah air, yaitu untuk mempertahankan eksistensi negara tempat kita bernaung. Lebih dari itu, mencintai tanah air juga mendorong kita untuk giat berkarya demi memajukan bangsa agar memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk berdiri di kancah global. Tentu kita senang melihat negara kita unggul, bukan begitu? Tidak mudah memang untuk meningkatkan rasa cinta tanah air di masyarakat, karena masih saja ada batu ganjalan di sana-sini. Ganjalan tersebut bukan hanya egoisme pribadi, melainkan juga hasutan-hasutan dari luar yang merongrong persatuan dan kesatuan Indonesia. Beberapa contoh hal yang mengganjal terwujudnya rasa cinta tanah air adalah globalisasi yang berlebihan, kedigdayaan pengaruh asing, separatisme, hingga radikalisme. Hal yang terakhir, radikalisme, merupakan salah satu isu yang cukup krusial saat ini karena sifat ancamannya yang semesta. Radikalisme bukan sekadar pembelotan atau separatisme, namun lebih jauh dari itu, merupakan sikap benci dan memusuhi atas dasar pelanggengan secara buta ideologi yang diusungnya. Tak jarang pelaku radikalisme menghalalkan segala cara untuk memengaruhi khalayak luas agar mendukung propaganda ideologinya. Sikap radikalisme, jika sampai tahap ekstrim, mampu menimbulkan ancaman yang membahayakan stabilitas negara, seperti terorisme misalnya. Lalu, bagaimana cara kita menumbuhkan semangat cinta tanah air? Cara paling mudah adalah bersikap hidup damai dengan sesama dan saling menghormati serta saling bertenggang rasa. Ketiga hal tersebut jika dapat dicapai dengan baik, maka akan menumbuhkan sikap hidup yang damai. Dengan hidup yang damai, maka masyarakat pun akan terpacu untuk berkarya dengan sebaik-baiknya untuk mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sinilah rasa cinta tanah air akan terbentuk dengan sendirinya dan merasuk ke dalam hati secara sungguh-sungguh. Selain itu, cinta tanah air juga dapat tumbuh melalui ketaatan kita terhadap aturan hukum yang berlaku serta kesadaran dalam mengamalkan tata tertib yang ada di masyarakat. Kehidupan yang tertib adalah salah satu cikal bakal terciptanya rasa nasionalisme di dalam hati yang kemudian mendorong munculnya rasa cinta tanah air.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun