Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikir Positif untuk Peningkatan Kapasitas Penceramah Agama

12 September 2020   05:07 Diperbarui: 12 September 2020   05:27 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini banyak orang bereaksi soal rencana Kementrian Agama untuk mengharuskan penceramah agama untuk mendapatkan sertifikat pengajaran. Sebagaian besar mengecam dengan alasan bahwa sertifikat itu sama saja dengan membatasi penceramah agama yang tidak mendapat sertifikat. Akibatnya kebebasan beragama terkekang dan beragam reaksi negative lainnya.

Ada juga yang beraksi bahwa yang mendapat sertifikat sebaiknya yang digaji oleh pemerintah saja sehingga yang tidak (dari awam) dibiarkan tidak mendapat sertifikat.

Melihat aneka reaksi ini, beberapa hal memang harus diluruskan karena beberapa isu melenceng, menjauhi  fakta yang ada. Beberapa juga  terlihat tidak paham dengan ketentuan tersebut.

Menurut beberapa berita di situs kemenag tertera bahwa program penceramah bersertifikat adalah  untui meningkatkan kompetensi. Antara lain memberi pembekalan kepada penceramah agar menguatkan paham agama yang moderat dan berwawasan kebangsaan. 

Masih menurut situs tadi yang merujuk pada keterangan Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama menegaskan bahwa pemahaman agama yang moderat bisa menekan munculnya paham-paham yang ingin mengganti dasar negara Indonesia. Sedangkan materi wawasan kebangsaan adalah untuk mengokohkan keyakinan tentng negara Indonesia yang majemuk.

Sehingga dengan proses ini diharapkan semua agama dapat memahami Indonesia yang majemuk , menghargai orang lain, perbedaan agama, perbedaan pandangan politik dan sebagainya. Peningkatan kapasitas ini tidak hanya terbatas pada penceramah dari agama Islam saja, tapi juga semua agama  yang diakui oleh pemerintah Indonesia.

Menurut saya tidak ada yang salah dengan rencana itu, karena belajar dari pengalaman pemahaman kita terhadap Pancasila dan wawasan kebangsaan semakin minim. Itu tidak bisa terelakkan karena di sekolah-sekolah termasuk tempat kuliah, tidak ada lagi pemberian materi tentang Pancasila dan wawasan kebangsaan. Kalaupun ada skalanya amat minim. Sehingga  kebijakan ini menurut saya sudah tepat.

Dengan pembekalan yang cukup, prespektif kita terhadap negara, dasar negara Pancasila (serta butir-butirnya) dan wawasan kebangsaan  dalam lingkup NKRI akan semakin baik. Sehingga kita bisa lebih siap untuk hal-hal yang mungkin harus kita hadapi seperti situasi politik dll.

Tidak bisa terelakkan bahwa karena pemahaman soal dasar negara, dan wawasan kebangsaan yang kurang memadai, banyak orang termasuk pada penceramah agama yang harusnya hanya berkutat pada masalah agama saja dan bukan politik, ikut larut pada soal --soal politik. Sehingga ceramahnya tidak netral alias berpihak.  Diharapkan dengan penceramah agama yang bersertifikat ini, situasinya akan lebih baik ke depan, baik untuk politik maupun untuk hal lainnya, dan penceramah agama akan lebih bijak dalam memberikan ceramah-ceramahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun