Manajemen Operasi adalah kegiatan yang mencangkup perancangan, pelaksanaan, dan pengendalian sistem dalam menciptakan sebuah nilai berbentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.Manajemen operasi memiliki sejarah yang panjang dimulai sejak peradaban hingga era digital saat ini. Sebagian besar sumber daya keuangan dan manusia organisasi diinvestasikan dalam aktivitas yang terlibat dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa. Oleh karena itu, manajemen operasi sangat penting bagi keberhasilan sebuah organisasi.
Menurut Heizer dan Render (2005), sejarah manajemen operasi terbagi menjadi tiga fokus, yaitu fokus pada biaya (cost focus), fokus pada kualitas (quality focus), dan fokus pada kebiasaan (customization focus).
Fokus pada biaya terdiri dari konsep awal manajemen operasi, era manajemen ilmiah, dan era produksi masa. Secara keseluruhan, menurut Heizer dan Render, perkembangan fokus dalam operasi manajemen menggambarkan sebuah perubahan paradigma dari efisiensi biaya , menuju peningkatan kualitas , hingga akhirnya pada kepuasan pelanggan dan produk inovasi .Pergeseran ini menunjukkan bahwa manajemen operasi kini tidak hanya berfungsi sebagai pengelola produksi, tetapi juga sebagai strategi penting dalam menciptakan daya saing dan keinginan perusahaan di era digital. Walaupun demikian, sebelum ketiga konsep tersebut, kegiatan operasi sudah berjalan dengan nama produksi tunggal atau unik (craft production).
Sejarah perkembangan manajemen operasi menunjukkan perubahan cara organisasi mengelola proses suatu produksi dari waktu ke waktu. Pada awalnya, produksi dilakukan secara manual hingga muncul revolusi Industri , yang memperkenalkan mesin dan sistem kerja massal. Frederick W. Taylor kemudian mengembangkan Manajemen Ilmiah untuk meningkatkan efisiensi kerja. Pada abad ke-20, Henry Ford memelopori produksi massal dengan fokus pada biaya ( cost focus ). Selanjutnya, tahun 1980-an muncul fokus pada kualitas (quality focus) dengan konsep Total Quality Management (TQM) . Memasuki era modern, manajemen operasi beralih ke kustomisasi (fokus penyesuaian) yang menekankan pentingnya, inovasi, dan kepuasan pelanggan melalui pemanfaatan teknologi.
Sejarah perkembangan manajemen operasi, manajemen operasi dikenal setelah manusia memulai untuk memenuhi kebutuhannya dengan memproduksi barang dan jasa. Sejarah perkembangan operasi diuraikan menurut aliran-aliran utama. Ada enam aliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan manajemen operasi, yaitu:
1) Pembagian Kerja
Pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi tenaga kerja pada suatu tugas tunggal yang dapat diselesaikan secara produktivitas dan efisiensi daripada penugasan seorang karyawan pada banyak tugas. Prinsip pembagian kerja ini masih banyak digunakan dalam dunia bisnis modern, seperti dalam industri-industri perakitan.
2) Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Pemasaran dan produksi saat ini berdasarkan pada kebutuhan akan otomatisasi dan produksi volume tinggi. Masyarakat telah memasuki periode industri, yang ditandai oleh perkembangan sektor ekonomi jasa dan perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan alam dan sosial. Revolusi industri mencetuskan konsep manufaktur, awal mula konsep ini barang diproduksi menggunakan produksi berdasarkan keterampilan (craft production), yaitu para pekerja yang terampil mampu menggunakan. alat sederhana dan fleksibel menghasilkan barang sesuai dengan spesifikasi pelanggan (Stevenson, 2018). Dampak dari revolusi industri adalah perkembangan industri dengan berkembangnya sistem standar ukuran, munculnya pabrik-pabrik mengakibatkan terbukanya lapangan pekerjaan yang besar.
3) Manajemen Ilmiah
Gagasan tentang manajemen ilmiah dalam manajemen operasi mempunyai dua pengertian. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada pemecahan masalah operasi. Kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme dan teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi organisasi. Pemikiran ini betujuan untuk menemukan metode kerja terbaik melalui pendekatan ilmiah yaitu observasi, seleksi ilmiah untuk karyawan, latihan dan pengembangan karyawan, dan kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja. Intinya, merupakan pendekatan manajemen yang berfokus pada peningkatan output dengan mendesain ulang pekerjaan dan menentukan hasil kerja yang realistik dari pekerja (Reid & Sanders, 2013).
4) Hubungan Manusia