Mohon tunggu...
Anisah Meidayanti
Anisah Meidayanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer/Content Creator

Mantan anak kantoran, hehe. Sekarang dan seterusnya akan terus fokus menggali diri melalui karya tulis-menulis dan audio-visual

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Presidensi G20: Momentum Gotong Royong Menuju Ekonomi Inklusif bagi Para Pengrajin Kain Tradisional

27 Juli 2022   23:05 Diperbarui: 27 Juli 2022   23:09 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan kain Ulos | Dok: Shutterstock/Zulfikri Sasma

Menguatkan Kolaborasi, Meningkatkan Inovasi

Kendala demi kendala yang masih dirasakan oleh para pengrajin kain tradisional menemui titik terang pasca longgarnya aturan Covid-19. Sektor pariwisata dibuka kembali serta banyaknya event penting yang mendorong UMKM untuk unjuk gigi. 

Salah satu event yang tidak hanya sekedar rangkaian acara dan perannya sangat krusial bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah presidensi G20 (Group of Twenty) yang puncaknya akan diselenggarakan pada bulan November di Bali nanti. 

Presidensi G20 di Indonesia akan mendatangkan para delegasi dari puluhan negara. Tahun ini dan baru pertama kalinya, Indonesia memegang presidensi yang akan menjadi sejarah sekaligus  momentum pertumbuhan ekonomi positif melalui slogan #RecoveryTogetherRecoveryStronger yang diusung.

Adanya presidensi G20 dalam perwujudan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif ini bisa jadi momentum dan semangat tersendiri untuk mencipta kolaborasi dan inovasi antar pihak. 

Kain tradisional Indonesia yang beragam dan memiliki potensi budaya akan menjadi identitas negara sebagai perwujudan ekonomi kreatif juga inklusif bagi para pengrajin kain tradisional yang mayoritas adalah perempuan. 

Dengan masih adanya beberapa kendala yang ada dalam proses produksi kain tradisional, adanya presidensi G20 ini jadi momentum untuk meningkatkan kesadaran (awareness) berbagai pihak untuk bangkit menuju ekonomi inklusif terutama bagi perempuan. 

Momentum Untuk Dampak Berkelanjutan

 Tidak hanya nanti saat acara puncak G20 di Bali pada bulan November. Beberapa kain tradisional hasil tangan para perempuan telah diperkenalkan. Misalnya, pada pertemuan kedua “2nd Sherpa Meeting” di Labuan Bajo. Kain tenun khas Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah dipamerkan sebagai media diplomasi Indonesia dengan para delegasi. 

Tak hanya menampilkan hasil produksi berupa kain tenun yang telah jadi, proses produksi pun juga turut diperlihatkan. Para delegasi pun bisa melihat langsung proses pembuatan kain tenun dan berkomunikasi dengan para pengrajin. 

Ini merupakan strategi yang apik karena langsung menyertakan penenun sebagai pihak utamanya. Strateginya, penenun akan mempertunjukkan proses pembuatan kain tenun NTT yang masih menggunakan alat tradisional. Sekaligus memberikan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan motif dan corak kain tenun dari berbagai pelosok wilayah NTT itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun