Siswa mungkin memilih menghindar dari situasi belajar, menunda tugas, atau bahkan tidak masuk sekolah karena takut gagal. Perilaku ini tentu berpengaruh terhadap capaian akademik mereka.
Guru dan orang tua memegang peran penting dalam menurunkan tingkat kecemasan akademik anak. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Guru perlu menghindari metode belajar yang menakutkan dan menggantinya dengan kegiatan interaktif dan apresiatif.
2. Memberikan dukungan emosional.
Anak perlu merasa aman dan diterima meskipun mengalami kegagalan. Dorongan positif dari guru dan orang tua dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka.
3. Mengajarkan manajemen stres sederhana.
Misalnya dengan latihan pernapasan, istirahat cukup, dan pembiasaan berpikir positif sebelum ujian.
4. Menanamkan mindset "belajar untuk berkembang, bukan hanya untuk nilai."
Hal ini membantu anak melihat belajar sebagai proses, bukan tekanan.
5. Konseling atau bimbingan psikologis.