Anak merupakan anugrah terindah yang dititipkan oleh Allah Swt kepada orang-orang yang diberikan percayaan untuk bertanggung jawab dalam segala hal, baik itu dari segi pendidikan, pangan, serta secara jasmaniah dan rohaniah. Dan anak dibesarkan, didik, hingga disekolah kan oleh orangtuanya masing-masing.
Dan anak juga tdiak membutuhkan pendidikan saja melainkan anak membutuhkan kasih dan sayang, perhatian serta keharmonisan dari keluarga. Anak yang memiliki kasih sayang yang melimpah pasti memiliki dampak yang sangat positif dalam dirinya baik dalam perkembangan mental maupun fisik nya. Lalu Bagaimana dengan anak yang memiliki masalah dalam keluarga nya (Broken Home)?
Baca juga: Pengaruh Broken Home terhadap Perkembangan Psikologis Anak
Broken Home sering juga disebutkan sebagai perpecahan atau perceraian orang tua dikarenakan banyak kesibukkan masing-masing ataupun pemikiran yang tak pernah searah, perselingkuhan dan lain-lain yang mengakibatkan atau yang menjadi korban dari ke egoisan orang tua adalah anak.Â
Baca juga: Stigma "Broken Home": Tali Penjerat Kesehatan Mental Anak
Jika seorang anak sudah berada dimasa ini, maka anak akan cenderung susah diatur, tidak disiplin serta menjadi brutal, dan seorang  anak yang mengalami Broken Home ini akan membuat kerusakan dimana-mana baik di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan sekolah nya. Dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, guru bahkan dengan teman-temannya.
Maka dalam hal ini, konselor mempunyai peran penting dalam penanganan pengembalian semangat belajar anak yang memiliki latar belakang keluarga broken home yaitu mencegah lahirnya anak yang berkepribadian buruk dengan mengajak orang tua untuk tetap bertanggung jawab dalam pertumbuhan fisik maupun mental anak serta melakukan konseling atau menangani anak-anak yang sudah memiliki kepribadian yang buruk.
Sebagai salah satu langkah terapi atau penyembuhan terhadap anak yang sudah menjadi korban, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang konselor/Guru BK dalam proses konseling, yaitu :
- membangun hubungan baik dengan anak. Dengan adanya hubungan ini akan mempermudah konselor atau guru bk memasuki dunia anak tersebut.
- Berusaha untuk lebih masuk kedalam perasaan anak dan menyimak apa yang ingin ia sampaikan yang selama ini ia pendam dan ia rasakan. Dan disamping itu berikanlah kata-kata yang baik mengenai hal-hal kedua orangtuanya.
- Saat proses konseling berlangsung, konselor atau guru bk harus terus melakukakan pembicaraan dengan orang tua konseli (anak) untuk melihat kondisi konseli (anak) apakah telah mencapai tujuan konseling dan bisa dikatakan sembuh dari rasa trauma akibat percerian orangtuanya.
Nah dapat disimpulkan bahwa anak yang sudah menjadi korban Broken Home ini akan mengakibatkan prestasi anak. Dengan adanya peristiwa ini, maka seharusnya anak lebih berhak mendapatkan kasih sayang, dorongan belajar serta semangat belajar anak walaupun orang tua tidak bisa bersatu kembali, namun alangkah indah nya jika kedua orangtua terus berkomunikasi untuk memantau keadaan dan perkembangan anak.