Mohon tunggu...
Anindya Nur Aprillea
Anindya Nur Aprillea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Padjajaran

Isu Sosial Politik Global

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Populisme: Memperkuat atau Melemahkan Masa Depan Demokrasi di Indonesia?

6 Desember 2022   18:30 Diperbarui: 6 Desember 2022   18:34 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Eksistensi populisme berkaitan dengan homogenitas, dan bertentangan dengan pemahaman pluralis. Indonesia sebagai negara demokrasi yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, agama tentu kurang sesuai dengan konsep populisme tersebut. Sebagai negara yang memiliki latar belakang heterogen, akan sulit untuk diwadahi secara maksimal apabila populisme terus berkembang dalam praktik negara demokrasi.

Secara pragmatis, populisme akan sangat mempengaruhi perkembangan demokrasi di era kontemporer. Kontestasi politik elektoral melalui populisme yang dimanfaatkan oleh politisi sebagai ajang dalam meraih popularitas dan suara masyarakat berpotensi mencederai nilai-nilai demokrasi yang ada. Seiring perkembangan zaman, politik juga tidak dapat dipisahkan dengan media dan teknologi. Kebebasan dalam mengakses berbagai informasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal dapat menciptakan penyimpangan-penyimpangan, salah satunya gerakan populisme. 

Adanya doktrin homogenitas yang lekat dengan populisme sangat menyalahi aturan dasar demokrasi yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Apabila populisme tidak dapat dikendalikan, maka akan menimbulkan berbagai ancaman seperti polarisasi, dramatisasi, hingga moralisasi politik yang akan melemahkan bahkan menghancurkan demokrasi itu sendiri. Kualitas demokratisasi dalam skala internasional sangat dipengaruhi oleh indeks demokrasi, hal ini berarti bahwa semakin menurun indeks demokrasi, maka kualitas demokratisasi semakin diragukan pula.

Implikasi populisme di Indonesia cenderung berbeda dengan populisme yang berkembang di negara lain, hal ini karena masyarakat sipil di Indonesia belum terorganisir secara maksimal atau cenderung korporatisme. Sejatinya, populisme muncul sebagai akibat dari menurunnya kualitas demokrasi di suatu negara yang tidak lagi mengedepankan nilai-nilai ketertiban dalam masyarakat, tetapi hanya menekankan bahwa hakikat demokrasi adalah kebebasan. Persepsi ini harus diselaraskan dengan konsep keragaman dan persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. 

Paham populisme yang berkembang pesat seiring dengan dinamika demokrasi modern dapat menimbulkan banyak ancaman dan tantangan, seperti kemunduran demokrasi yang disebabkan oleh doktrin homogenitas, eksklusivitas kelompok, hingga disintegrasi dalam kehidupan berpolitik. 

Pada dasarnya, gerakan populis memainkan peran penting dalam kemunduran demokrasi di seluruh dunia karena ketidakstabilan politik hingga penetapan kebijakan publik yang diskriminatif. Oleh karena itu, pentingnya pendidikan politik kepada masyarakat sebagai upaya menanamkan kesadaran dan menciptakan batasan-batasan agar tidak menyimpang dari hakikat nilai-nilai demokrasi yang senantiasa dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun