Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Lainnya - Daydream. It's all about daydream.

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (tentu saja) berkhayal. Sebagian tulisannya hanyalah tentang mimpi-mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Summer Vibes Episode 3. William Part 2

24 Mei 2024   23:29 Diperbarui: 26 Mei 2024   15:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: davidconger.com

Tanggal audisi X-Factor di hari yang sama dengan tanggal daftar ulang kuliahnya. Untuk kuliah ini dia tidak bisa menolak, karena ini ayahnya sendiri yang memilihkan, yaitu jurusan Manajemen dan Bisnis. Dan dia harus hadir saat daftar ulang, jika tidak, maka dia tidak akan terdaftar sebagi mahasiswa di sana.

William sangat bingung. Dan dia mencari penentraman di Julian. Tapi Julian sendiri juga sangat bingung karena dia tidak bisa memilih jurusan yang dia inginkan. Dia ingin memilih jurusan Komunikasi Internasional, tapi ayahnya menginginkannya mengambil jurusan bisnis karena menurutnya jurusan bisnis bisa membuat pikiran Julian lebih waras dan bisa membawa keluarganya lebih mampu. Ya, memang keluarga Julian tidak seberuntung keluarga Will. Ayahnya harus banting tulang menghidupi Julian dan adiknya. Ayahnya menginginkan sesuatu yang jelas dari hanya sekadar pelajaran 'ngomong'. Tapi Julian tidak passion di bisnis. Dia hanya suka berteman dengan banyak orang, itu saja.

Will menemui kebuntuannya, dan dia sangat frustasi. Jam 12 malam sebelum esoknya dia harus mendaftar kuliah atau ikut audisi X-Factor, dia sudah tidak tahan lagi dan memacu mobilnya ke Forestville, menemui neneknya. Tentu saja neneknya sudah tidur. Maka dia hanya menunggu di samping tempat tidurnya, dan memikirkan banyak hal.

Neneknya baik, tidak seperti ayahnya yang bertindak diktator selama mendidik anaknya. Neneknya adalah sosok yang hangat, bisa memberikan solusi dari apapun masalah hidupnya, dan dia selalu mendengar apapun yang dikeluhkan Will. Seorang yang dibutuhkannya seperti 'orang tua'. Namun sekarang dia sudah sangat tidak bisa seperti dulu, dia sering sakit-sakitan. Dan Will tidak ingin banyak mengganggunya. Tapi kali ini dia sangat membutuhkannya.

Pagi hari, tiga jam sebelum audisi dimulai, Will tidak tidur semalaman, dan neneknya terbangun kaget mendapati Will berada di samping tempat tidurnya. Neneknya bertanya ada apa, dan Will menceritakan semuanya. Dia sangat bingung. Neneknya hanya tersenyum.

"Will, hidup adalah pilihan. Selalu sebuah pilihan. Kita jarang dihadapkan pada situasi di mana kita bisa memilih dua-duanya. Jika kamu bisa memilih dua-duanya maka pilihlah, tapi jika harus memilih salah satu, pastikan kamu memilih yang benar. Yang paling penting adalah kamu bisa mempertanggung jawabkan pilihanmu. Dan pilihlah dengan hati, karena apapun yang kamu lakukan dengan hati, kamu akan enjoy dan bisa sukses karenanya."


Neneknya sangat tau jika Will suka musik dan suka bernyanyi, namun dia tidak bisa mengabaikan begitu saja saran ayahnya. Dan ketika waktu kurang dari 90 menit, dia memilih sesuatu hal yang sangat berani, dia mandi sekenanya dan berangkat ke audisi X-Factor.

Bisa jadi audisi itu adalah awal mula karirnya. Dalam usia 18 tahun, dia menunjukkan bakatnya di depan banyak juri dan dia seperti mendambakan ini dari dulu. Dia bernyanyi seakan sudah lama tidak begitu. Dia menyanyikan lagu Justin Bieber One Less Lonely Girl yang sedang booming kali itu dengan tambahan lirik rap yang dia tulis sendiri. Sangat amazing. Dia mendapatkan banyak applaus dan tanggapan positif dari situ. Dan begitu saja dia lolos ke tahap selanjutnya.

Ternyata di luar sana dia sudah banyak dikenal karena unggahannya di SoundCloud. Karena Will menggunakan nama yang sama yaitu William Singe. Dan dia tidak menyangka banyak yang menghargai suaranya. Dia lebih percaya diri.

Namun apa yang didapatinya ketika dia pulang kerumah malam itu??

Orang tuanya sudah ada di rumah. Ayahnya marah besar lagi. Dia duduk di tempat tidurnya dan ibunya duduk di samping pianonya. Ibunya murung, seperti sedang sangat bingung. Sedangkan wajah ayahya belum pernah ditemuinya seperti ini. Dia benar-benar marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun