"Biasanya saya kerja serabutan, tapi sejak lima tahun terakhir saya rutin jadi tukang antar kambing tiap Idul Adha. Tapi tahun ini beda. Banyak pesanan dari Jogja sampai Klaten. Saya sampai sewa motor tambahan dari teman," ujar Sutrisno sambil tertawa.
Tak hanya itu, sebagian dari mereka juga menjalin kerja sama dengan pedagang kambing di pasar hewan, bahkan menawarkan layanan "door-to-door" dengan tambahan biaya. Mereka mengiklankan jasa lewat WhatsApp, grup Facebook lokal, hingga menempelkan brosur di masjid-masjid.
Aspek Sosial dan Dinamika Lokal
Lebih dari sekadar peluang ekonomi, kehadiran jasa ojek kambing ini menunjukkan kekuatan adaptasi masyarakat desa terhadap tantangan lokal. Tidak banyak daerah lain yang memiliki jasa serupa. Di sisi lain, keberadaan ojek kambing ini mempererat relasi sosial antarwarga. Para pengojek bekerja sama, saling merekomendasikan, dan bahkan membuat sistem antrean agar tidak terjadi rebutan pelanggan.
Menurut pengamat sosial dari Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Adi Nugroho, fenomena ini menunjukkan bentuk ekonomi berbasis komunitas yang mampu tumbuh secara organik tanpa perlu intervensi besar dari pemerintah.
"Ini contoh nyata ekonomi lokal yang tumbuh dari bawah. Ada kebutuhan, ada solusi, lalu muncul komunitas pelaku. Tanpa perlu digitalisasi canggih, mereka bisa saling terkoneksi dan menguntungkan semua pihak," jelasnya.
Namun demikian, ia juga menekankan pentingnya regulasi ringan agar aktivitas ini tetap aman, terutama karena membawa beban besar di motor memerlukan standar keselamatan tertentu.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Di balik keuntungan yang menjanjikan, jasa ojek kambing juga memiliki tantangan. Pertama, soal keamanan berkendara. Tidak semua pengojek memahami cara mengikat kambing dengan aman agar tidak stres atau terluka. Kedua, soal asuransi atau perlindungan jika terjadi kecelakaan di jalan. Hingga kini, belum ada jaminan atau SOP yang mengatur jasa ini secara formal.
Selain itu, beberapa pihak juga mengkhawatirkan eksploitasi berlebihan terhadap kambing dalam proses pengangkutan, terutama jika dilakukan dalam kondisi panas terik atau perjalanan jauh tanpa istirahat.
Namun secara umum, masyarakat tetap menyambut baik jasa ini. Banyak pembeli kambing dari luar daerah merasa sangat terbantu. Bahkan beberapa panitia masjid di Yogyakarta kini secara rutin memesan jasa ini setiap Idul Adha.