Mohon tunggu...
Humaniora

Pengasuhan Anak di Bawah 4 Tahun

1 November 2018   19:20 Diperbarui: 1 November 2018   19:38 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita jumpai anak-anak yang berbakat, cerdas dan juga pintar. Perlu diketahui bahwa semua itu dapat terjadi ketika orangtua paham benar tentang aspek perkembangan pada anak serta mengetahui apa yang harus dilakukan agar perkembangan tersebut dapat tercapai. Hal yang dilakukan orangtua adalah dengan memberikan stimulus, dorongan dan juga sedikit bantuan dalam pengasuhan yang mereka lakukan. 

Orangtua juga perlu usaha untuk memperoleh pengetahuan terkait segala hal yang berhubungan dengan anak (asupan, aspek perkembangan, kesehatan,dll)  entah dari orang lain yang paham mengenai anak, guru disekolah ataupun yang bersumber dari internet. Mengasuh anak merupakan kegiatan yang susah-susah gampang, apalagi anak yang berada pada tahap antara sensormotor (0-2th) dan pra oprasional (2-7th). 

Mengapa saya katakan pada tahap antara sensormotor dan praoprasional, karena fokus kali ini adalah mengasuh anak dibawah 4 tahun. anak di usia 3-4 berada pada tahap pra oprasional dimana pada tahapan ini memiliki karakteristik belum mampu untuk memahami orang lain (egosentris), anak juga mulai menggunakan gambaran-gambaran berupa simbol untuk memudahkan memahami dunianya (lingkungan sekitarnya). 

Biasanya pada anak usia 3-4 tahun memerlukan kesabaran yang ekstra bagi orangtua dalam mengasuhnya, karena anak sudah mampu mengekspresikan keinginan mereka. anak di usia ini cenderung keras kepala, susah diatur, dan mudah marah ketika apa yang mereka inginkan tidak sesuai dengan apa yang mereka dapatkan. 

Untuk menghadapi hal semacam ini upaya yang harus dilakukan orangtua adalah dengan selalu mengevaluasi pola asuh yang mereka terapkan kepada anak, membuat peraturan-peraturan yang mampu membuat menumbuhkan sikap moral anak, berikan reward (penghargaan) kepada anak ketika mereka mampu berhasil melakukan sesuatu dengan baik dan benar. 

Reward yang diberikan tidak melulu harus dengan barang yang diingkan anak, karena itu akan membuat anak menjadi orang yang manja. Sesekali mungkin boleh, namun reward yang tidak kalah baik untuk perkembangan anak adalah dengan memberikan kata-kata positif berupa pujian atau ucapan selamat. 

Misalnya, "bagus sekali gambarmu, belajar terus yaa.. mama bangga sama kamu", atau bisa dengan cara lain yakni dengan memberikan pelukan. Pelukan sendiri diyakini dapat menimbulkan energi positif, bahkan ketika anak sudah dewasa sekalipun akan memiliki dampak pula. Dengan pelukan akan memberikan ketenangan, membuat anak merasa nyaman serta menumbuhkan rasa sayang anak kepada orangtua. 

Namun realitanya saat ini, ketika sudah dewasa jarang sekali orangtua yang memeluk anaknya, padahal hal tersebut sangat diinginkan oleh si anak. ketika anak belum mampu mengerjakan suatu hal dengan baik, jangan lantas memarahinya, atau melebeli anak dengan kata-kata yang kurang baik. Karena hal tersebut akan mengganggu kondisi psikis anak, anak akan semakin marah dan tidak percaya diri terhadap apa yang mereka kerjakan dan bahkan mereka tidak akan pernah mau melakukan hal itu lagi. 

Misalnya saja ketika anak sedang mewarnai namun ada warna yang melebihi batas pada gambar yang akan diwarnai, sebaiknya yang dilakukan orangtua adalah dengan mengatakan "hebat sekali kamu mewarnainya, mama suka, lain kali kalau mewarnai yang rapi yaa agar terlihat semakin bagus.. mama sayang kamu" dengan begitu anak akan menjadi semangat dan percaya diri melakukan hal tersebut dan akan membuat anak semakin giat dalam belajar mewarnai. 

Sesekali orangtua harus menunjukkan sikap tegas terhadap hal-hal yang memiliki pengaruh buruk untuk anak kedepannya. Misalkan ketika anak mulai menunjukkan sikap tidak baik kepada orang lain seperti mengolok-olok orang, maka orangtua harus mengatakan kepada anak dengan nada yang tegas bahwa hal itu merupakan perbuatan yang salah, dan mama tidak menyukai itu. nada tegas yang digunakan tersebut adalah untuk menunjukkan kepada anak bahwa memang yang dia lakukan itu salah, sehingga membuat orangtuanya berkata tegas seperti itu sehingga anak tidak akan mengulangi hal itu kembali. 

Sisipkan beberapa nasehat yang dapat menumbuhkan sifat positif bagi anak, misalnya ketika dalam keadaan santai berdua bersama anak dengan mengatakan bahwa anak yang sopan berbicara akan memiliki banyak teman daripada anak yang berkata kotor. pandai-pandailah dalam mengelolah waktu dengan menyisipkan moral dan pengajaran apa yang ingin orangtua tanamkan dalam diri anak, karena hanya orangtua lah yang mengetahui bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya. orangtua adalah orang yang paling mengetahui dan paling mengenal bagaimana anaknya, oleh kaena itu orangtua merupakan psikolog terbaik bagi anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun