"Alhamdulillah kawan-kawan saya sering meminta menservis gitar. Untuk harga servis sendiri tergantung kerusakan, umumnya antara 50 ribu hingga 200 ribu kalau ada yang harus diganti," tutur Yani menjelaskan biaya servis gitarnya.
"Tapi kalau tidak ada yang perlu diganti, hanya membetulkan saja apalagi kalau teman yang memberikan order, Yani tidak menyebut nominal. Dibayar rokok saja sudah cukup."
Yani Hagler dalam pandangan saya adalah potret ironi atlet  Indonesia. Harusnya dia atau siapapun warga Indonesia yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia mendapat perlakuan istimewa. Entah dari induk organisasi atau dari pemerintah. Mungkin dengan santunan untuk mantan atlet yang kurang baik penghidupannya kalau tidak bisa memberikan uang pensiun.
Dalam ironi itu saya tetap mengagumi sosok Yani Hagler. Dia mandiri, tidak pernah meminta-minta untuk diperhatikan nasibnya. Hidupnya dia usahakan dari kemampuan yang dimiliki, meski pas-pasan kalau tak boleh saya sebut kekurangan. Terpenting anak dan istri tetap bisa makan.
Yani Hagler, lewat tulisan ini ada harapan. Mengalir pesanan, baik gitar maupun meja lipat. Juga mereka yang mau menserviskan gitar, agar ada sumber pemasukan untuk kelangsungan kehidupan. Bagi Yani dan nyawa yang ditanggungnya kini.