Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Bangau Sedang Istirahat

27 September 2020   07:18 Diperbarui: 27 September 2020   07:25 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hardiprasetyoslusi's.blog.word press

Seketika senyap mengiringi suasana cengkerama mereka yang awalnya ramai dengan obrolan.

Perahu yang menjadi tumpangan mereka berhenti bergoyang. Nisa menambatkan tali di perahunya pada sebuah pohon mangrove  terbesar. Mereka berdua berhadapan di atas perahu kini. Zal hanya menatap tajam wajah Nisa yang tertunduk.

Tak ada gerakan, meski Zal sungguh ingin memegang dagu perempuan desa yang manis itu. Karena Zal tahu kalau itu dilakukan, bakal membuat Nisa kaget. Zal tak ingin mengagetkan Nisa dengan hasratnya. Menyentuh berarti membuat Nisa harus melanggar aturan yang selama ini dipegang teguh. Ya, Nisa perempuan taat yang tak mau menyentuh lelaki, bahkan bersalaman saja dia tak mau.

Nisa berdesir, ingin katakan hal yang sama. Tapi sisi batinnya menolak. Lelaki di depannya baru beberapa hari di kenal. Tak diketahui asal-usulnya, pendidikannya tinggi, bagaimana bisa jatuh cinta pada dirinya. Perempuan desa, tidak cantik pula. Hanya lulus SMP, ingin melanjutkan SMA terkendala biaya, hingga menginjak usia 19, keinginan melanjutkan pendidikan selalu dipendam, terlupakan.

Ketakutan dipermainkan membuat Nisa tak berani mengiyakan. Maka dia gelengkan kepalanya sambil tertunduk mendengar ungkapan Zal, lelaki di hadapannya.
"Kenapa Nis? Kau tak mencintaiku?"

"Maaf, aku tidak tahu."

Perlahan posisi duduk Zal mulai berpindah lebih mendekat pada Nisa. Ingin sekali Zal mengangkat wajah itu, mencari jawaban di dua bola mata Nisa yang dia yakin ada cinta itu.

Namun ditahan, dia hanya berkata, "Aku tahu kau mencintaiku, detak jantungmu kudengar mengatakan, kau juga mencintaiku."

" Sudahlah, kita bicara yang lain saja. Itu ada Bangau, katamu sedang ingin mempelajari mereka." Nisa mengalihkan perhatian seraya telunjuknya mengarah pada gerombolan bangau yang sedang bertengger di beberapa dahan mangrove.

 Zal mengikuti arah telunjuk Nisa, betul ada banyak bangau di sana, sedang istirahat rupanya. Terlihat tenang berdiri di atas ranting atau dahan. Satu kegiatan yang membuat matanya tertahan. Diantara bangau itu ada yang mengangkat satu kaki. Zal menanyakan ini pada Nisa.

"Mengapa Bangau itu ada yang mengangkat satu kaki?" Zal mengarahkan telunjuknya pada beberapa bangau yang berdiri dengan satu kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun