Komponen Visibility dinilai dari jumlah jaringan eksternal yang terhubung ke laman institusi dengan alokasi pembobotan sebesar 50 persen.
Komponen Tranparency (or Openness) dinilai dari berapa banyak kutipan dari 110 authors teratas dengan bobot sebesar 10 persen.
Komponen Excellence dinilai dari jumlah makalah diantara 10 persen teratas yang paling banyak dikutip selama periode lima tahun (2013-2017).
Semua hasil penilaian itu akan diakumulasikan kemudian diperbandingkan dengan ribuan universias di berbagai negara, baik negeri maupun swasta.
Terkini, Â Webometrics edisi Juli 2020, menetapkan peringkat terbaik PT swasta dan negeri terbaik di Indonesia, tentunya versi Webometrics.
Agak sedih juga mengetahui kampus almamater saya, IAIN Sunan Ampel Malang yang sekarang berubah nama menjadi UIN Maulana Malik Ibrahim tidak masuk 10 besar. Jangankan 10, 50 besar saja tidak masuk. UIN Maliki menempati peringkat 78 dari dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri dan swasta di Indonesia.
Tapi tak mengapa, misal Perguruan Tinggi favoritmu tidak ada di daftat 10 besar jangan berkecil hati. Cek terus ke bawah, selama masih ada nama di sana, berarti aman keberadaanya. Bisa dijadikan rujukan melanjutkan pendidikan.
Yang mengkhawatirkan itu yang tidak ada di daftar sama sekali. Bisa jadi dipertanyakan eksistensinya. Bukan hanya secara kualitas bahkan status terdafarnyapun rawan pencabutan.
Alasannya, kemungkinan kampus tersebut  melakukan pelanggaran. Semacam tidak terpenuhinya rasio perbandingan antara jumlah dan kompetensi dosen dengan mahasiswa. Atau bisa pula karena mahasiswanya yang makin berkurang. Jauh dari pagu yang disyaratkan.
Nah, Sekarang cek perguruan tinggi favoritmu. Ada di urutan berapa. Lalu lakukan sesuatu bila ada kepentingan. Bisa daftar ke kampus tersebut, bisa merekomendasikannya pada kawan, kerabat atau saudara.Â
Pun bisa juga dijadikan bahan obrolan. Sharing dengan orang-orang yang sedang suka membicarakan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Untuk kualitas Perguruan Tinggi yang lebih baik ke depannya.
Anis Hidayatie untuk Kompasiana
2/8/2020