Tidak ada pilihan lain meskipun awalnya enggan untuk bermalam disana tapi akhirnya 2 Minggu lebih saya pun Begadang di RS tersebut.
Malam pertama sampai malam ketiga lewat tengah malam hingga menjelang pagi suasana di ruang kamar dan di koridor depan kamar memang terasa sangat mencekam. Sangat sepi. Saya malah sering merasa sedang diperhatikan/ diawasi oleh seseorang atau beberapa orang ketika sedang sendirian.
Tetapi setelah lewat malam ketiga, saya mulai jenuh berada di kamar pasien. Saya mulai nekat berjalan-jalan di koridor-koridor yang panjang untuk membuang kejenuhan. Kadang juga saya ke warung dekat tempat parkiran untuk sekedar beli mie rebus atau minum kopi.
Pada saat saya berjalan sendirian di lorong-lorong panjang, sering saya berpapasan dengan perawat yang sedang mendorong ranjang pasien dimana pasien tersebut ditutupi selimut dari ujung kepala hingga ujung kaki. Itu artinya Pasien itu sudah tidak ada lagi. Hampir setiap malam saya melihat hal itu jadi lama-lama “agak terbiasa”. Bahkan pernah dalam semalam ada 3 kali saya melihat kejadian seperti itu. Rasanya tidak nyaman sekali tetapi begitulah kondisi sebuah RSU bila kita memang terpaksa harus menginap berminggu-minggu disana.
RS PMI Bogor dan RSAD Gatot Subroto meskipun cukup seram tetapi tidak sempat membuat Bulu Kuduk saya berdiri selama berada disana. Tetapi RS Gunung Jati di Cirebon dan RSUD Dok II di Jayapura Papua malah sempat membuat bulu kuduk saya berdiri ketika berada di ruangan/ sekitar ruangan Kamar Jenazah. Saya tidak tahu mengapa bisa terjadi begitu (Mungkin setan-setan disana pada suka iseng. Mereka suka banget niupin belakang kepala orang yang datang. Hahahaha).
Selanjutnya berbekal pengalaman tersebut saya menjadi tertarik dengan cerita-cerita misteri di seputar RSU-RSU lainnya. Dari sekian banyak cerita yang pernah saya dengar, ada 2 cerita misteri RSU yang akhirnya membuat saya menyebutnya sebagai cerita paling seram dari seluruh RSU yang ada di pulau Jawa.
Kenapa paling seram karena dari masing-masing RSUD tersebut ternyata lebih dari 2 orang (banyak orang) yang pernah menceritakan hal yang sama jadi kemungkinannya itu memang kejadian nyata.
RS Lansia Purwokerto ini sebenarnya bangunan baru 4 lantai dimana sebelumnya di areal itu pernah berdiri RSU Margono peninggalan Belanda yang kemudian dibongkar total. Bangunan Utama RS Margono sudah lama dipindahkan ke Jalan Dr. Gumbreg sementara Paviliun Geriatri menggantikan bangunan RSU lama yang sudah kosong tak terurus bertahun-tahun.
Meskipun bentuk fisik bangunan baru cukup megah dan mewah ternyata tidak mampu mengusir cerita-cerita menyeramkan yang ada disana. Kabarnya cukup banyak keluarga dari para pasien terganggu oleh kejadian-kejadian yang tidak masuk akal ketika berada di RS tersebut. Dan gangguan itu sering dialami oleh beberapa orang sekaligus.
Cerita ini semakin memperkuat kesimpulan sebelumnya yaitu, bila ada suatu tempat angker apakah itu kuburan keramat, RS Angker, Bangunan Tua Angker ataupun tempat angker lainnya kemudian dibongkar total dan diganti dengan sebuah bangunan baru, maka pada bangunan baru itu akan terjadi banyak peristiwa yang tidak masuk akal.