Mohon tunggu...
Anggit Satriyo Nugroho
Anggit Satriyo Nugroho Mohon Tunggu... Jurnalis - Advokat dan akademisi

Saya adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang jurnalistik selama hampir 20 tahun, saya juga menggeluti dunia advokasi selama 5 tahun. Selain itu saya juga miliki pengalaman sebagai akademisi. Dari pengalaman tersebut, saya memiliki kemampuan menulis terutama terkait hukm dan pers

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Pendidikan Nasional, Jangan Muluk-Muluk, Belajar Lagi Saja Etika-Etika Sederhana

2 Mei 2024   16:52 Diperbarui: 9 Mei 2024   01:57 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PERNAHKAH Anda mengalami kejadian-kejadian ini :

Berada satu lift dengan teman sekantor yang usianya jauh lebih muda, lalu mereka hanya diam saja. Sibuk mengutak-atik handphone tanpa peduli lagi bahwa Anda adalah teman satu ruangan yang berada persis di depan atau di sampingnya.

Pernahkah Anda berangkat ke kantor membawa bawaan berat, lalu teman satu ruangan yang lewat seolah tak peduli. Ia hanya bergegas berjalan dan menganggap bahwa Anda  adalah seseorang yang tak perlu lagi diperhatikan. Toh, Anda juga merasa mampu membawa beban itu tanpa sekalipun meminta tolong.

Pernahkah saat sibuk presentasi di depan kelas, tiba-tiba satu atau dua murid Anda duduk menyilangkan kaki, seolah tak lagi mempedulikan bahwa Anda adalah pengajar yang seharusnya sangat mereka hormati dan orang terpenting di kelas hari itu.

Pernahkah Anda naik kendaraan umum dan tidak mendapatkan tempat duduk, lalu orang-orang jauh lebih muda tak lagi mempedulikan Anda sebagai orang yang harus dituakan dan harus mendapatkan prioritas tempat duduk.

Pernahkah Anda memiliki tetangga dekat berpendidikan tinggi dari kampus ternama, lalu berlalu berjalan saja tanpa permisi, ketika Anda sibuk mencuci mobil di depan rumah. Mereka hanya menganggap Anda adalah seorang tak penting untuk disapa. Toh, juga tidak kenal meski tinggal bersebelahan.

Ya, yang pasti banyak sekali kejadian sehari-hari yang membuat kita prihatin dan mengelus dada.

Prihatin karena yang melakukan adalah orang-orang terdekat yang seharusnya sangat peduli dengan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mengelus dada karena sesungguhnya kita tidak bisa melakukan perubahan apa-apa terhadap kejadian-kejadian yang terus berulang semacam itu.

Semuanya adalah hal-hal menjengkelkan yang tidak patut, tapi tetap saja terus berulang lagi pada esok harinya.

Karenanya, saya kagum dan salut kepada Budayawan Sujiwo Tejo yang selalu mengingatkan praktik etika-etika sederhana ini kepada manusia lainnya.

Dalam sebuah pertemuan, Mbah Tejo meminta orang yang duduk di belakang untuk keluar ruangan karena sama sekali tidak memperhatikannya berbicara. Ketika Mbah Tejo berucap, mereka malah sibuk berbicara sendiri tanpa peduli keberadaan sosok di depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun