Mohon tunggu...
Hany Kurnia
Hany Kurnia Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah kepala Sekolah di TK PGRI Mojokerto. Saya senang dengan kegiatan belajar, menulis, wisata kuliner dan mendengarkan musik.

Menjangkau batas dunia dengan tulisan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Luhur Diperingatinya Hari Pendidikan Nasional

2 Mei 2024   06:40 Diperbarui: 2 Mei 2024   08:32 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei merupakan hari lahirnya tokoh yang berperan penting bagi sejarah pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara. Ditetapkannya hari lahir KHD sebagai hari besar nasional disahkan dalam Surat Keputusan Presiden RI Nomor 305 tahun 1959. Ki Hadjar Dewantara lahir di Pakualam pada tanggal 2 Mei 1889 merupakan keturunan keraton Yogyakarta dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Kemudian sejak tahun 1923 beliau memutuskan untuk mengganti namanya tanpa gelar bangsawan demi bisa dekat dengan rakyat.

Sekolah Taman Siswa (Sumber: Bobo.id)
Sekolah Taman Siswa (Sumber: Bobo.id)
Ki Hadjar Dewantara adalah Menteri Pendidikan pertama Indonesia yang diangkat setelah kemerdekaan Indonesia oleh Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno. Berkat jasa-jasanya dalam bidang pendidikan Ki Hadjar Dewantara dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Mengingat pada zaman kolonial bahwa sekolah hanya diperuntukan bagi kalangan bangsawan saja, sedangkan rakyat biasa yang menjadi pembantu atau pelayan hanya diberi pengetahuan calistung yang sangat terbatas. Maka atas gagasan Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 didirikanlah sekolah di Yogyakarta yang diberi nama Taman Siswa. Di Sekolah ini baik dari kalangan ningrat maupun rakyat biasa bisa sama-sama mengikuti pengajaran yang lebih baik.

Filosofi Ki Hadjar Dewantara adalah perubahan. Terdapat 3 asas dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara yaitu kodrat keadaan, prinsip perubahan dan apa yang berubah. Dari filosofi ini dapat disimpulkan bahwa pemikiran Ki Hadjar Dewantara relevan dengan konteks Pendidikan saat ini. Yaitu kesempurnaan budi pekerti yang membawa murid pada kebijaksanaan, serta keharusan dalam memandang murid dengan rasa hormat, dan pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan murid.

Sumber: Wikipedia
Sumber: Wikipedia
Tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya tentang transfer ilmu pengetahuan semata, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan budi pekerti yang luhur. Sedangkan pengajaran merupakan sebuah proses Pendidikan dalam memberi ilmu dan manfaat untuk kecakapan hidup lahir dan batin.

Dengan semboyan Ki Hadjar Dewantara yang menjadi dasar pendidikan yaitu

“Ing Ngarsa Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”

Yang artinya di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. Prinsip inilah yang diberlakukan untuk semua pamong guru dan murid sejak Sekolah Taman Siswa didirikan.

Berangkat dari nilai-nilai yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan, sistem pendidikan terus diperbaharui dan dikembangkan. Sesuai kebutuhan murid bahwa setiap murid memiliki kekuatan kodrat alam dan kodrat zaman yang tidak sama antara murid satu dengan lainnya, maka pendidikan haruslah menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran yang berfokus pada bakat dan minat masing-masing individu.

Dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan, maka peran seorang guru sangatlah penting. Untuk bisa menjadi guru yang mampu memberikan pengajaran sesuai pemikiran Ki Hadjar Dewantara maka seorang guru harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Guru harus mampu menempatkan diri sebagai among atau pembimbing, penasehat, pemberi motivasi dan penuntun segala kodrat anak. Selain itu guru juga harus tulus ikhlas mendidik sehingga anak menguasai kompetensinya untuk bekal hidupnya di masyarakat. Guru juga harus terus belajar mengikuti perubahan zaman, berkarya dan menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang harus terus berkontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan.

Demikian sejarah singkat Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang hari lahirnya di peringati hingga sekarang sebagai Hari Pendidikan nasional. Dengan semangat yang terus dikobarkan Ki Hadjar Dewantara untuk pendidikan di Indonesia, dan dengan buah karyanya melalui tulisan-tulisan yang menjadi dasar berkembangnya sistem pendidikan hingga sekarang, semoga dapat terwujud sistem pendidikan yang berpihak pada murid sesuai dengan yang dicita-citakan oleh KHD.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun