Mata makin sayu
Menyipit tipis mau redup
Mirip bohlam sekarat sinarnya
Kantuk melambai dalam otak
Batas waktu mengejar bak hantu
Aku berdecak
Jemari menari di papan ketik kian laju
Dulu aku kerap bercanda
Bilang tidur untuk orang lemah
Sial, kutarik kata-kata itu
Aku ini lemah, jadi aku butuh tidur
Lelah memenuhi awang-awang
Entah berapa kali mulut terbuka
Menguap lebar layaknya kuda nil
Masih belum kelar
Tumpukan yang perlu dikejar bak gunung
Tinggi menjulang, ujung tak nampak
Aku meringis
Kantuk kian jadi
Lantas aku bergegas sejenak
Menuju pantri mencari senjata
Saat begini kafein pahlawanku
Air kerut pekat beraroma khas
Pahit tipis menyapa papila
Seteguk mampu usir kantuk
Memaksaku kembali terjaga
Menstimulasi dopamin dalam otak
Buang lelah balik lembur
Memang benar teman saat lembur
Ya secangkir kafein jawabnya
---restyu, 260822.
Baca juga: puisi di jurnal coretanku