Mohon tunggu...
Humaniora

Siapakah yang Wajib Mengharumkan Nama Negara

25 November 2016   22:08 Diperbarui: 25 November 2016   23:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Agustus lalu, ajang bergengsi Olimpiade Rio de Janiero menjadi topik hangat di media massa. Tak hanya para atlet yang merasakan atmosfer olimpiade tersebut, masyarakat seluruh dunia pun juga ikut merasakan euforia dari perhelatan olahraga internasional empat tahunan tersebut. Prestasi pun berdatangan dari atlet-atlet kita, seperti Sri Wahyuni yang mengangkat nama Indonesia lewat perolehan medali perak di nomor angkat besi 48 kg putri, Eko Yuli Irawan dengan medali perak di nomor angkat besi 62 kg putra, dan Tontowi Ahmad serta Liliyana Natsir yang merebut medali emas di nomor bulutangkis ganda campuran.

Prestasi yang membanggakan tersebut membuat Indonesia bangga. Tak hanya olahraga yang menorehkan prestasi bagi Indonesia. Seorang pianis jazz cilik, Joey Alexander Sila, juga menggemparkan panggung Grammy Award 2016karena masuk dalam nominasi Best Instrumental Jazz Albumdan Best Jazz Solo Improvisation. Ia juga berkesempatan beraksi dalam satu panggung bersama musisi-musisi ternama seperti Adele, Taylor Swift, Ed Sheeran, dan Bruno Mars. Sekali lagi, Indonesia dibuat bangga dengan sederet prestasi yang diukirkan para putra-putri bangsa.

Jika diperhatikan, contoh-contoh prestasi yang ada di atas diraih oleh putra-putri bangsa yang usianya terbilang masih muda. Perlu diakui, banyak pemuda-pemudi yang memberikan sumbangsih untuk Negara yang luar biasa dengan mengikuti kejuaraan olahraga, membuat penemuan-penemuan, dan lain-lain. Jika orang akan berpendapat, “Wajar lah, mereka masih muda dan perjalanan mereka masih panjang. Mereka selaku orang muda wajib memberikan sumbangsih terbaik mereka untuk Negara”. Namun, sebagai generasi yang lebih “senior”, pernahkah kita berpikir apa yang telah kita sumbangkan untuk Negara?

Sungguh, sebuah ironi yang menyedihkan terjadi di Negara ini. Di saat banyak anak-anak muda berlomba-lomba untuk meraih prestasi dan masih kekurangan fasilitas, para pejabat yang memiliki fasilitas yang jauh lebih lengkap justru berlomba-lomba untuk menerima suap dan jika tertangkap tangan, dengan berapi-api berkata “Saya difitnah”. Sering pula kita saksikan rapat-rapat para petinggi Negara banyak anggota yang tidur, bermain gameatau smartphone, bahkan yang lebih parah justru tak dihadiri oleh anggotanya. Adilkah jika generasi muda “dipaksa” untuk terus berprestasi, tapi prestasi itu justru dirusak oleh para pejabat Negara?  Para pejabat yang telah berkali-kali menjabat, justru harus merasa was-was mengapa beliau dipilih kembali. Itu artinya, generasi penerus yang tertarik untuk menggantikan beliau-beliau yang duduk di pemerintahan.

Ada baiknya pejabat sekarang mulai berbenah diri agar prestasi anak muda yang mengharumkan nama Indonesia selaras dengan perbuatan baik para pejabatnya yang akan ikut mengharumkan nama bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun