Mohon tunggu...
Anggita Candra Adnaneswari
Anggita Candra Adnaneswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Halloween Negara Barat Hingga Tragedi Halloween di Negara Asia, Itaewon Korea Selatan

14 Januari 2023   16:14 Diperbarui: 14 Januari 2023   16:18 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, tradisi trick or treat dalam perayaan Halloween ini ialah bentuk hubungan antara komunikasi dan budaya yang tidak bisa dipisahkan. Budaya hanya akan berkembang melalui bantuan komunikasi, yang dicetuskan oleh Edward T. Hall. Sebagaimana aktivitas meminta makanan dari pint uke pintu yang dilakukan dengan berkomunikasi satu sama lain, yang pada akhirnya dari komunikasi tersebut menghasilkan sebuah budaya sampai dengan saat ini, yakni budaya Halloween bagi orang Barat dan umat kristiani.

Skala perbedaan budaya dna sub budaya yang juga merupakan unsur kebudayaan terlihat jelas disini. Jarak perbedaan antara bangsa Eropa dan Amerika tidak berbeda jauh. Di mulai dari segi bahasa yang digunakan, sama-sama menggunakan bahasa Inggris, budaya cara berbicaranya juga sama yakni budaya tata bahasa rendah, artinya lebih mengedepankan makna secara eksplisit, ekspresif dan terbuka, hingga kepada budaya-budaya fisiknya yakni jenis music, mode busana dan lainnya. Sedikitnya jarak perbedaan dan banyaknya persamaan menjadikan budaya Halloween yang berasal dari Eropa mudah diterima oleh orang-orang Amerika.

Budaya Negara Barat Halloween yang Berdampak Pada Terjadinya Sebuah Tragedi di Negara Asia, Korea Selatan

Sebagaimana yang kita tahu bahwa pada penghujung tahun 2022 lalu yakni tepatnya di tanggal 29 Oktober 2022 telah terjadi peristiwa memilukan yang sangat mengundang simpati yaitu tragedi Itaewon di malam perayaan Halloween. Peristiwa tersebut amat sangat mengundang simpati semua orang di penjuru belahan dunia. Bagaimana tidak, perayaan budaya yang diharapkan berjalan dengan menyenangkan, tetapi malah terjadi sebaliknya.

Namun, pada tulisan kali ini kita tidak akan membahas mengenai runtutan peristiwa tersebut dan persoalan mengenai penyebabnya, akan tetapi bagaimana budaya Halloween yang berasal dari Barat dapat seterkenal itu hingga memberi dampak besar berupa tragedi yang tidak diharapkan tersebut?

Sebut saja pesta perayaan Halloween. Sebuah pesta yang selalu dirayakan hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk Korea. Meski tidak semua negara merayakannya, dapat dipastikan semua negara mengetahui tentang perayaan Halloween yang diadakan satu tahun sekali tersebut. Walau hanya dalam batas sekedar tahu mengenai perayaan halloween ini, hal itu berarti sudah bisa memberikan bentuk nyata bahwa komunikasi antar budaya dalam perayaan Halloween ini telah sukses terjadi sebagai suatu fenomena sosial.


Fenomena sosial yang dimaksud disini yakni berupa masyarakat hingga warga dunia yang bersifat mobile and dynamic yang berdasarkan pernyataan Meletzke pada tahun 1978. Telah terjadi mobilitas dalam kehidupan dan menghasilkan warga dunia yang dinamis, artinya selalu bergerak. Dalam konteks ini dapat kita artikan sebagai warga dunia yang mau menerima kebudayaan dari negara lain yakni rakyat Korea Selatan dan para turis asing yang berasal dari berbagai negara bersedia menerima dan mengikuti perayaan budaya Halloween ini, meski berasal dari Barat bukan berasal dari negara mereka sendiri.

Sikap mau menerima dan mengikuti perayaan budaya asing berarti menandakan bahwa mereka memiliki sikap yang positif, baik hati dan tidak apatis. Tak hanya itu, menurut teori Litvin tahun 1977 yang kurang lebih menyatakan bahwa mereka juga berarti memiliki kesadaran pribadi bahwa keadaan dunia yang memaksa kita menjadi seseorang yang secara sosial dan secara psikologis untuk ikut serta pada produk pertemuan dan percampuran macam-macam kebudayaan, yang dalam hal ini ialah budaya Halloween itu sendiri.

Bentuk penyaluran komunikasi antar budaya dalam penyebaran budaya perayaan Halloween ke berbagai negara di dunia, yang salah satunya ialah Korea Selatan ini adalah dengan melalui interaksi dan komunikasi interpersonal atau person to person. Di mulai dari awal mula muncul di Amerika hingga menyebar ke berbagai negara di dunia. Sebagaimana yang kita tahu bahwa pengaruh budaya yang berasal dari Amerika hampir selalu berhasil diikuti oleh banyak negara di dunia. Hal tersebut sesuai dengan teori Ruben pada tahun 1984 yang menyatakan bahwa untuk mengetahui hubungan antara komunikasi dan budaya, dapat ditinjau dari sudut perkembangan masyarakat dan kebudayaan itu sendiri, serta yang uatama ialah peranan komunikasi dalam perkembangannya.

Maka dapat disimpulkan bahwa budaya Halloween ini dapat dikenal oleh hampir semua negara-negara di dunia karena berkat pengaruh penyebarannya melalui komunikasi dan interaksi para warga dunia satu sama lain. Mulanya hanya sebuah budaya dari Eropa Utara yang kemudian diterima oleh orang-orang Amerika, hingga dikenal dan diterima oleh hampir sebagian negara di dunia. Dengan begitu, dapat dipastikan begitu besarnya efek atau pengaruh pada sebuah aktivitas yang dinamakan 'komunikasi' terhadap berbagai macam budaya dalam kehidupan di dunia ini.

Solusi dari penulis mengenai problematika ini ialah bahwa meskipun kita dituntut untuk tidak menjadi apatis dalam bertoleransi antar budaya, memiliki sikap yang baik dengan mudah menerima budaya orang lain, kita tetap wajib untuk bersikap waspada dan hati-hati dalam segala hal dan dimanapun berada. Mengingat, tidak semua hal yang berkaitan pada suatu budaya itu merupakan hal yang baik. Kita harus pandai-pandai dalam memilah mana budaya yang baik dan positif untuk kita dan mana yang kurang positif, bahkan yang tidak positif sama sekali. Semua itu demi diri kita sendiri. Karena siapa lagi yang akan memulai suatu kebaikan untuk dirinya kalau bukan dari dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun