Aku menuruni tangga dan di ruang tengah pasukan remaja sudah berjajar di depan makanan cemilan. Denna mengajak teman-temannya datang di pestaku. Wenny dari Malang, Arina, dari Bandung, Jessy dari Denpasar dan Khusnul dari Kalimantan. Kami pernah bertemu di Jogjakarta. Ternyata mereka sedang berlibur pertengahan semester di Jakarta. Dan belakangan aku baru tahu bila Denna akan menjodohkan Wenny dengan Zidan. Ada-ada aja, biasanya anak-anak muda malas dengan perjodohan, sekarang mereka juga saling menjodohkan.
Satu persatu mereka menyalamiku dan mengucapkan selamat ulang tahun. Â Aku menyuruh mereka berkumpul di ruangan tivi bersama sepupuku yang juga masih remaja. Dan aku heran, biarpun mereka baru bertemu, mereka cepat sekali akrab. Benar-benar generasi yang berbeda.
Tiga sekawan Harini, Elisa dan Stefani juga sudah hadir. Menciumku, memberi hadiah, lalu ngerumpi lagi di ruang tamu. Antariksa sampai geleng-geleng kepala melihat antusiasnya para tamuku dalam pesta itu. Aku hanya membiarkan mereka bebas menjadi dirinya sendiri selama berada di pesta. Tak ada aturan-aturan, bahkan yang pendiam dan tertutup seperti Antariksa pun kuberi kesempatan untuk menikmati pesta dengan caranya sendiri. (Bersambung)
NOTE: Cerita-cerita ini diadaptasikan dari kisah nyata.