Limbah pangan sering kali menjadi masalah serius di lingkungan pesantren, terutama dari sisa nasi dapur yang tidak habis dikonsumsi. Namun, di tangan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nurul Huda, permasalahan tersebut justru diubah menjadi peluang. Melalui program inovatif, mereka mengajak santri Pondok Pesantren Nurul Huda Tanah Merah untuk mengolah sisa nasi menjadi kerupuk gurih yang memiliki nilai ekonomi.
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis pembuatan kerupuk, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa sisa makanan bisa dioptimalkan menjadi produk alternatif pangan. Proses pengolahan dilakukan secara sederhana, mulai dari pengeringan nasi, pencampuran bumbu, hingga penggorengan. Dengan cara ini, santri dan masyarakat pesantren dapat belajar bagaimana mengubah limbah menjadi produk yang layak jual.
Dengan adanya program ini, Pesantren Nurul Huda Tanah Merah tidak hanya berkontribusi dalam bidang pendidikan dan keagamaan, tetapi juga membuka ruang pemberdayaan ekonomi berbasis UMKM. Kerupuk nasi menjadi simbol sederhana bahwa solusi lingkungan bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan, sekaligus menegaskan peran mahasiswa KKN dalam menjembatani kreativitas dengan kebutuhan nyata masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI