Mohon tunggu...
Anggi Gayatri
Anggi Gayatri Mohon Tunggu... -

Mage User yang sering berkeliaran menjelajahi hutan liar imajinasinya hanya untuk menemukan sulur-sulur ajaib yang mampu menghasilkan ide-ide horor kualitas murni untuk menakuti pembaca! Contact Info : anggigayatri6@gmail.com WA +62823-6193-0449 TELP. 083183947545

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Meluluhkan Hati Si Salju Panas di Pedalaman Sumatera"

22 November 2018   13:28 Diperbarui: 22 November 2018   14:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa yang harus kita lakukan nih Pak? Tanya Rama pada sosok bapak-bapak yang terlihat sedang membaca mantra-mantra itu. Bapak berkulit cokelat kegelapan itu membuka matanya dan memandang mereka dengan sangat serius. "Adek ini sudah membuat salah satu penunggu kawah putih ini marah. "Memang apa yang dilakukan teman kami ini Pak? Sambungn Anin. "Dia sudah menghina Putri penunggu kawah putih ini sebagai pencuri telur yang kekurangan makan, Sang Putri sudah sangat sakit hati sekali, perlu usaha yang tidak main-main jika berurusan dengan alam ghaib, sambungnya. 

"Berapa aja biayanya nggak apa-apa deh Pak asal pacar saya selamat! Ucap Wulan penuh harap. Bapak itu berpikir sebentar.. "Hmm mau tidak mau kita harus melakukan ritual upacara potong ayam cemani, sebagaimana legenda yang terjadi di zaman dahulu. "Maksud bapak? Tanya Anin. Pak Bernat pun menceritakan asal-usul terjadinya kawah putih tersebut. 

"Dahulu kala Tinggi Raja itu dulunya kampung marga Sitopu yang dihuni empat marga yaitu itu, Purba, Saragih, Sitopu dan Damanik.  "Ketika panen tiba, masyarakat dan raja mengadakan pesta potong kambing di ladang. "Mamak raja dan putrinya tidak ikut, mereka tinggal di Istana menunggu pelayan mengantarkan kambing itu. "Tapi ditengah jalan, karena rakusnya, para pelayan raja memakan kambing yang seharusnya untuk mamaknya. "Pas datang para pelayanan itu, udah kesenangan mamak raja ini, tapi sayangnya saat dibuka isi bungkusan ternyata tinggal tulang-tulang (holi-holi). "Sang mamak merasa terpukul dengan perlakuan anaknya, raja tadi. "Diambilnyalah semua peralatan dapur, dandang, panci, kuali lalu ditangkaplah kucing satu ekor dan dibuatlah peralatan dapur itu sebagai gendang seperti acara pesta. Sambil menari-nari mamaknya berkata "manong-manong  tinggi raja" (tenggelam lah tinggi raja). "Mamaknya raja mengatakan itu karena merasa terhina atas perbuatan anaknya. 

"Akhirnya keluarlah dari tanah air mendidih yang lama kelamaan akan menenggelamkan kampung tersebut hingga pada akhirnya menjadi kawah air panas. "Selain itu, ada lagi legenda tentang bunga yang merupakan jelmaan dari putri-putri tinggi raja ini. "Konon katanya kalau kau melihat salah satu bunga, itulah jodohmu. "Warna bunga itu adalah merah sebagai boru Purba, putih boru Saragih, kuning boru Damanik, dan ungu boru Sitopu. "Nah, yang jadi masalah teman kalian ini adalah dia coba-coba merebus telur dua biji bersama pacarnya itu, tapi hilang satu, nggak terima dia, jadi dia hina-hina salah satu jelmaan bunga itu, jelas Pak Bernat meyakinkan. 

Wulan yang sudah sangat ketakutan bertanya lagi, berapa biayanya Pak, yang penting pacar saya sembuh, tangis Wulan kembali pecah. "Satu juta lima ratus ribu aja dek, soalnya udah gawat teman kalian ini, sambungnya. "Yang betul aja dong Pak, sanggah Rama. "Itu harga pasaran ayam cemani loh dek, ya sudah kalian coba bawa ke rumah sakit kalau masih sempat, nanti kalau tidak tertolong jangan salahkan saya, jawab Pak Bernat. "Tapi kan yang dicerita Bapak tadi yang diritualkan kambing, bukan ayam, ujar Anin. "Kalau mau kambing ya lebih mahal lagi, ucap Pak Bernat berusaha tampak santai tak peduli. Anin dan Rama pandang-pandangan. Mereka tidak punya pilihan lain selain menuruti saran Pak Bernat.  

"Anton! Lian! Panggil Pak Bernat kepada dua orang pemuda diujung pondok. "Pergi dulu kalian ambilkan ayam cemani di kandang Boru Silaen itu, bilang Pak Bernat yang suruh." Kedua pemuda tadi seakan sudah paham dengan instruksi barusan dan langsung mengambil langkah ke rumah Boru Silaen. Boru Silaen adalah salah satu pemilik kedai makanan yang menjual telur kepada Wulan dan Andre. 

"Bayarnya bisa nyicil nggak Pak? Tanya Rama. "Iya Pak, kami nggak bawa uang nih, yang ada cuma Rp.500.000,- sambung Anin. Pak Bernat mengeryitkan keningnya. " Yang kalian pikirnya tak pakai ilmu untuk menyelamatkan teman kalian ini? Tegas Pak Bernat. "I-iya deh Pak.. nanti kita pikirin gimana caranya, sambung Anin.

SISI LAIN BUKIT

 "Haus juga nih, beli minum dulu ah! Guntur melangkahkan kakinya mendekati kedai yang dijaga oleh seorang gadis. "Mbak air mineralnya satu ya, pesan Guntur. Gadis itu hanya tersenyum. "Mbak sehat? Tanya Guntur keheranan. Gadis itu kembali tersenyum lebih manis. "Yaela senyum-senyum aja, gila ya? Canda Guntur. Gadis itu tidak tersenyum lagi.

 "Yee marah ya? Namanya siapa sih? Guntur mulai tertarik berbincang dengannya. Gadis tadi diam saja. Mungkin malu-malu nih sama pendatang, pikir Guntur dalam hati. "Yaudah deh mbak, salam kenal aja, ujar Guntur pamit. Dia pun memutuskan untuk kembali menjelajah dan mencari teman-temannya. Guntur melupakan hausnya. Ditengah terik mentari yang membakar dia dehidrasi dan pingsan.

KAWAH PUTIH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun