Mohon tunggu...
anggerprayekti
anggerprayekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030007 UIN Sunan Kalijaga

ENTJ-A | artistik | book | film | fotografi | desain | musik | menulis apa yang aku suka dan apa yang ingin aku bagikan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Anti Golput! Pahami Politik Jelang Pemilu, Tonton 6 Film ini!

11 Februari 2024   10:34 Diperbarui: 11 Februari 2024   11:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membahas politik tidak akan pernah ada habisnya dan akan selalu menjadi topik panas bagi banyak orang. Meski sebenarnya, masih banyak masyarakat yang cuek dan tidak peduli karena menganggap semua pemimpin yang menjabat sama saja, tidak akan membuat Indonesia mencapai masa emas dikarenakan banyak hal. Jangan sampai kamu menjadi bagian dari masyarakat yang "cuek" ini dan memilih golput, apalagi kalau alasannya tidak mengenal calon-calon tersebut.

Menjelang pemilu, patut bagi masyarakat memahami tentang politik dan calon yang mengajukan diri. Namun sebelum itu, sebagai warga negara yang baik, kita perlu mengetahui bagaimana perpolitikan ini berjalan di Indonesia atau skandal yang mungkin terjadi di berbagai lapisan pemerintahan sebagai bahan pertimbangan memilih calon pemimpin. 

Tidak ada salahnya belajar dari internet atau bahkan sebuah film yang menyajikan tema politik. Berikut, 6 rekomendasi film yang patut kamutonton sebagai bahan pertimbangan memilih calon pemimpin.

1. Gie (2005)

Yang pertama ada film biografi seorang pemuda demonstran keturunan China, Soe Hok Gie yang berusaha menegakkan demokrasi. Film ini disutradarai oleh Riri Riza, diproduksi oleh Miles Films dan SinemArt Pictures, kemudian dirilis pada tanggal 14 Juli 2005. 

Nicholas Saputra yang memerankan Gie, didampingi oleh Sita Nursanti dan Wulan Guritno berhasil membawakan film Gie dengan baik hingga memenangkan tiga penghargaan pada Festival Film Indonesia pada tahun 2005, yaitu kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik, dan Penata Sinematografi Terbaik.

Film ini menceritakan tentang bagaimana Soe Hok Gie, berjuang mati-matian sebagai aktivis mahasiswa UI dan penulis kritis pada tahun 1960-an untuk menggulingkan rezim Presiden Soekarno dan Soeharto. Dia menentang keras kediktatoran kedua presiden tersebut bersamaan dengan dirinya yang berperang dengan masalah hidup. 

Gie adalah sosok yang memiliki pemikiran-pemikiran tentang ketidakadilan, kebebasan, serta penyelewengan kekuasaan sehingga patut dijadikan role model oleh para mahasiswa untuk berpikir kritis dan memikirkan bangsa Indoensia.


2. Negeri tanpa telinga (2014)

Film yang kedua, Negeri tanpa Telinga yang menggambarkan budaya korupsi dan skandal seks pejabat. Diproduseri oleh Lola Amaria dan dirilis pada tanggal 14 Agustus 2014, Negeri Tanpa Telinga dibawakan oleh sederet bintang film seperti Ray Sahetapy, Teuku Rifnu Wikana, Kelly Tandiono, Jenny Chang, Lukman Sardi, Tanta Ginting, Landung Simatupang, Gary Iskak, Maryam Supraba, Rukman Rosadi, dan Eko Supriyanto.

Walau mengusung tema politik yang berat, film yang menceritakan tentang Naga (Teuku Rifnu Wikana) disampaikan dengan cara yang sederhana bahkan dalam nuansa parodi dan komedi yang penuh makna. Naga adalah seorang tukang pijat yang ingin merusak pendengarannya karena selalu mendengar politik busuk para pejabat yang melibatkan banyak uang dan seks. 

Dalam satu waktu, terciptalah sebuah konspirasi besar oleh Partai Amal Syurga yang ketuanya bekerja sama dengan importir daging domba untuk memanipulasi uang negara hanya karena kepentingan partai. Karena banyak orang gila dalam elite politik, banyak pelanggaran dan pertentangan yang terjadi. Naga yang muak dengan curhatan-curhatan para pejabat itu berniat merusak gendang telinganya karena segala hal yang dia dengar terasa sangat menyakitkan baginya.


3. Caleg by accident (2014)

Film yang ketiga adalah Caleg by Acident yang disutradarai oleh Joko Nugroho dan diproduseri oleh Rizki Fadilla. Film ini dirilis pada tanggal 3 April 2014 dengan Julia Perez yang berperan sebagai Sundari (guru honorer), Agus Kuncoro sebagai Radit (anak juragan kambing yang menjadi sarjana, tetapi pengangguran), dan Babe Cabita yang memerankan Ridho (penyanyi dangdut). Ketiganya adalah teman sejak kecil, tetapi suatu hari harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ketiganya bersaing dalam pencalegan dengan membawa nama partai yang berbeda-beda.

Film ini menceritakan bagaimana persaingan tiga teman masa kecil dalam pemilu. Menonton Caleg by Accident akan membuka kesadaran kita tentang bagaimana hubungan bisa hancur karena perebutan kekuasaaan dan dunia politik yang kejam. 

Seseorang tidak akan pandang bulu dan menerjang apapun untuk sebuah kejayaan, bahkan mungkin orang yang telah terpilih dalam pencalegan akan berpikir tentang balik modal setelah menjabat karena modal yang dikeluarkan untuk nyaleg dulu tidaklah kecil.


4. Di balik 98 (2015)

Selanjutnya ada Di Balik 98. Film yang disutradai oleh Lukman Sardi dan diproduksi oleh MNC Coorporation ini berhasil masuk ke berbagai nominasi, loh. Dirilis pada tanggal 15 Januari 2015, Di Balik 98 yang menceritakan mengenai peristiwa-peristiwa kerusuhan dan aksi mahasiswa pada tahun 98 yamng kemudian diakhiri dengan jatuhnya Presiden Soeharto dari jabatannya sebagai presiden RI.

Film ini dibawakan oleh Chelsea Islan yang memerankan tokoh utama Diana, mahasiswa aktif yang terlibat dalam demo menuntut turunnya Presiden Soeharto. Ada juga Boy Wiliam yang memerankan sosok Daniel, kekasih Diana yang turut andil dalam demo tersebut. 

Film ini mengambil berbagai sudut pandang baik dari sisi rakyat biasa hingga para pejabat yang sebenarnya dapat membuka pikiran kita bahwa segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan dan apa yang terjadi pasti selalu menimbulkan sebab-akibat. Dalam film ini, kita akan melihat bagaimana perjuangan orang-orang untuk menemukan keluarga mereka yang hilang setelah kerusuhan 98.


5. Siapa di atas presiden? (2015)

Tidak kalah dengan keempat film di atas, Siapa di Atas Presiden berhasil menarik  minat penonton untuk menyaksikan bagaimana Bagas Notolegowo (Ray Sahetapy) seorang politikus yang ingin memberantas kasus korupsi di Indonesia dan memiliki banyak dukungan suara dari rakyat harus terjebak dalam jebakan orang-orang jahat yang tidak ingin Bagas terpilih sebagai presiden dan menguak banyak kasus korupsi di Indonesia. Saingannya dalam pencalonan presiden Faisal Abdul Hamid (Rudy Salam) memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik suara rakyat agar berpihak padanya karena Bagas Notolegowo terjerat kasus kriminalitas.

Film yang berhasil masuk dalam seleksi Festival Film Asia Osaka 2014 dengan para bintangnya yaitu Maudy Ayunda, Rizky Nazar, dan Ray Sahetapy ini mampu dibawakan dengan sangat apik dan mengemas baik bahwa di dalam dunia politik, sulit untuk melihat seseorang bekerja seperti apa yang kita lihat karena terkadang ada sosok lain yang mampu mengendalikan penguasa. 

Hal ini dapat dilihat dari Presiden Jusuf Syahrir (Deddy Sutomo) yang tidak dapat bertindak meredakan gejolak rusuh politik karena tidak memiliki kuasa penuh atas pemerintahannya sendiri. Maka, penting bagi rakyat untuk memilih dengan jeli siapa calon yang dipilih karena pemimpin yang salah dapat merubah sistem pemerintahan menjadi ajang ketamakan, kriminalitas, dan ketimpangan sosial.


6. Autobiography (2022) 

Terakhir, film Autobiorgaphy. Film yang disutradarai oleh Makbul Mubarak ini ikut mencatatkan sejarah perfilman Indonesia karena berhasil ditayangkan dalam festival film dunia, seperti Festival Film Internasional Toronto, Festival Film Internasional Busan, dan Festival Film Internasional Stockholm. 

Film ini sungguh luar biasa dan dipersiapkan begitu matang karena mendapatkan bantuan pemerintah Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia untuk promosi film hingga mencapai 1,5 miliar.

 Hal ini dikarenakan pemerintah mencanangkan program Pemulihan Ekonomi Nasional akibat pandemi Covid-19, salah satunya dengan film ini. Autobiography juga mendapat dukungan dari berbagai program pendanaan luar negeri, loh. Bahkan, produksinya melibatkan orang-orang atau kru film dari luar negeri juga. Hebat, yah.

 Film ini menceritakan tentang bagaimana jadinya bila kekuasaan berada di tangan orang yang salah. Rakib, seorang remaja yang bekerja menggantikan ayahnya untuk menjaga sebuah rumah kosong milik pensiunan kaya harus menelan kenyataan pahit bahwa sosok Purna yang telah dia anggap memiliki jiwa kebapakan untuknya ternyata memiliki sisi lain yang membuat Rakib mati-matian ingin melarikan diri dari sosok Purna. Film ini menyajikan ketegangan yang kuat antara Rakib dan Purna, majikan yang mencalonkan diri sebagai Bupati di daerahnya.

Itu dia rekomendasi 6 film yang wajib kalian tonton untuk menambah pertimbangan penuh saat memilih calon pemimpin. Karena suara rakyat harus disuarakan dan negara membutuhkan pemimpin yang memikirkan rakyat serta negerinya, jangan sampai salah pilih dan tidak memilih! Suarakan hakmu, gunakan hak pilihmu! Selamat menentukan pilihan, selamat mencoblos.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun